SUKABUMIUPDATE.com - Pihak pengelola tiga pos pendakian Gunung Slamet di wilayah Kabupaten Purbalingga dan Banyumas, Jawa Tengah, memastikan bahwa saat ini sudah steril dari aktivitas pendakian. Semua pendaki yang sebelumnya sudah terlanjur berangkat, dipastikan sudah turun dengan selamat.
“Jadi dapat kami sampaikan bahwa jam 17.00 WIB tadi, semua pendaki di jalur Baturraden telah kembali ke titik nol pendakian. Jam 19.00 WIB semua pendaki di jalur Gunung Malang telah kembali ke Basecamp dan jam 21.00 WIB semua pendaki di jalur Bambangan telah kembali ke Basecamp,” kata Administratur KPH Banyumas Timur, Didiet Widhy Hidayat kepada Suara.com, Jumat malam (9/8/2019).
Dengan demikian, untuk saat ini pada tiga jalur itu sudah steril dari aktivitas pendakian.
“Berarti terhitung jam 21.00 WIB dapat kami nyatakan bahwa tidak ada lagi pendaki resmi di wilayah KPH Banyumas Timur yang masih berada di jalur pendakian,” kata dia.
Ilustrasi Gunung Slamet. | Sumber Foto: Suara.com/Teguh Lumbiria
Diberitakan sebelumnya, pihak pengelola langsung menutup jalur pendakian usai mendapat informasi mengenai peningkatan status Gunung Slamet dari normal menjadi waspada.
Namun demikian, saat itu masih terdapat pendaki yang sudah terlanjur naik ke puncak gunung.
Manajer Bisnis Perum Perhutani KPH Banyumas Timur Sugito mengatakan bahwa saat jam 11:00 WIB masih terdapat pendaki di tiga jalur yang masuk pengelolaaan pihaknya. Perinciannya di jalur Bambangan 69 orang, jalur Gunung Malang 8 orang dan jalur Baturraden 3 orang.
Karena itu, pihaknya langsung memberi informasi penutupan pendakian kepada pendaki melalui media komunikasi yang tersedia. Kemudian menugaskan Basecamp untuk melakukan sterilisasi jalur dengan mengirim tim untuk naik ke jalur Bambangan, Gunung Malang dan Baturraden.
Lokawisata di Kawasan Lereng Tetap Buka
Pihak pengelola sejumlah lokawisata yang berada di kawasan lereng Gunung Slamet wilayah Kabupaten Banyumas dan Purbalingga, Jawa Tengah, memastikan tetap buka, meskipun gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa tersebut dalam status waspada.
Administratur KPH Banyumas Timur, Didiet Widhy Hidayat mengatakan, kebijakan tersebut dengan mengacu pada imbauan dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
“Mengingat himbauan PVMBG bahwa lokasi yang dilarang beraktifitas radius 2 kilometer dari kawah, maka aktifitas wisata (yang dikelola) KPH Banyumas Timur di lereng Gunung Slamet tetap buka,” kata Didiet Widhy Hidayat, Jumat malam.
Sementara Manajer Bisnis Perum Perhutani KPH Banyumas Timur Sugito meambahkan, lokawisata di kawasan lereng gunung yang masuk pengelolaaan pihaknya cukup banyak.
“Ya, itu ada Curug Cipendok, Wana Pramuka, Curug Gomblang, Curug Jenggala, Curug Bayan, Bukit Pandang Munggang, Baturraden Adventure Forest, Hutan dan Pinus Limpakuwus. Kemudian ada lagi Damaran Forest, Kampung Kurcaci, Serang Highland, sampai Pinesan Serang,” kata Sugito.
Dia memastikan, lokawisata alam tersebut tetap dibuka untuk umum dan melakukan pelayanan sebagaimana biasa.
Sementara itu, terkait dengan kebijakan mitigasi bencana erupsi Gunung Slamet, pihaknya menyerahkan kepada pejabat publik yang berwenang, baik Pemkab Purbalingga maupun Banyumas.
“KPH Banyumas Timur mendukung penuh kegiatan mitigasi resiko dengan siap bergabung secara aktif dalam tim tim yang dibentuk oleh pejabat yang berwenang,” tegas dia.
Sumber: Suara.com