SUKABUMIUPDATE.com - Sandiaga Uno menyinggung sikap Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang menurutnya tak pernah mengucapkan selamat kepada Susilo Bambang Yudhoyono pascapemilihan presiden 2004 dan 2009. Hal ini disampaikan Sandiaga saat ditanya ihwal pernyataannya yang menyebut ucapan selamat dari pihak yang kalah kepada yang menang sebagai budaya barat.
"Kita enggak pernah melihat itu (ucapan selamat) dilakukan oleh Ibu Presiden Megawati waktu 2004, tidak melihat itu disampaikan oleh Bu Presiden Megawati ke Pak SBY 2009," kata Sandiaga di Mall Pelayanan Publik DKI Jakarta, Senin, 1 Juli 2019.
Pernyataan Sandiaga ihwal ucapan selamat sebagai budaya barat awalnya terlontar kemarin, Ahad, 30 Juni 2019. Sandiaga bercerita, dia awalnya diminta mengucapkan selamat atas kemenangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin di pemilihan presiden 2019 pascaputusan Mahkamah Konstitusi yang menolak permohonan sengketa pilpres yang dia ajukan.
Ketika itu, kata Sandiaga, Komisi Pemilihan Umum belum menyatakan Jokowi-Ma'ruf sebagai presiden terpilih periode 2019-2024. Sandiaga pun menilai ucapan selamat itu belum pas disampaikan.
"Kan, kemarin diharapkan memberikan selamat waktu pascapenutupan MK dan saya sampaikan bahwa budaya-budaya we conceive defeat and we offer congratulation itu hanya ada di pilpres-pilpres di demokrasi barat, di Amerika terutama," kata calon wakil presiden yang berpasangan dengan Prabowo Subianto dalam kontestasi ini.
Sandiaga berpandangan ucapan selamat ini pun harus sesuai dengan budaya Indonesia. Saat KPU sudah menetapkan Jokowi-Ma'ruf sebagai pemenang, kata Sandiaga, dia pun mengucapkan selamat menjalankan tugas dan semoga amanah kepada pasangan calon 01 itu.
"Kemarin setelah penetapan KPU kita memberikan selamat berjuang, selamat bekerja, selamat menjalankan amanah rakyat. Tapi waktu keputusan MK itu apa yang mau diselamatin? Selamat menang MK gitu? Itu, kan, sangat tidak pada tempatnya," kata dia.
Selain tidak pada tempatnya, Sandiaga menilai ucapan selamat itu bisa melukai perasaan pendukung mereka. Menurut dia, setelah pengumuman MK itu tak bisa dimungkiri ada perasaan kecewa dari para pendukungnya.
"It's about timing dan kita enggak usahlah terlalu memodel demokrasi kita kayak demokrasi di barat sana, di Amerika sana, yang mana awal langsung bisa memberikan pernyataan-pernyataan klise dan tidak sesuai mungkin dengan hati nurani," kata Sandiaga.
SUMBER: TEMPO.CO