SUKABUMIUPDATE.com - Polri telah mengidentifikasi bahwa satu dari enam korban tewas dalam aksi ricuh 21-22 Mei, adalah akibat terkena peluru tajam. "Saya mengutip pernyataan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, ada enam korban meninggal dunia. Satu diantaranya teridentifikasi kena peluru tajam," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo saat dihubungi, Kamis, 23 Mei 2019.
Namun, kata Dedi, Polisi belum bisa memastikan siapa pemilik senjata api yang telah menawaskan satu korban tersebut. Pusdokkes Polri sampai saat ini masih melakukan autopsi guna mengetahui penyebab pasti kematian dari para korban.
Enam orang dilaporkan tewas dalam rangkaian kerusuhan selama 21-22 Mei. Salah satu kejadian dalam rangkaian ini adalah insiden penyerangan asrama Polri Petamburan oleh 200 orang. Saat itu massa menyerang asrama menggunakan batu, molotov, petasan dan botol. Mereka juga melakukan pengerusakan asrama dan 11 mobil, serta membakar 14 kendaraan pribadi dan dinas
Akibat rnagakain kerusuhan ini ratusan orang mengalami luka-luka. Saat ini, sejumlah korban luka masih dirawat di rumah sakit dan sebagian besar yang lain sudah diperbolehkan pulang.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian juga sudah menyampaikan bahwa akan ada langkah untuk memastikan sebab korban meninggal. Ia tidka ingin tuduhan hanya diarahkan kepada aparat keamanan. Sebab, aparat menemukan senjata api yang akan digunakan untuk mendompleng aksi 22 Mei.
"Harus clear, jangan sampai ada apriori. Kita menemukan senpi. Tapi ada upaya provokasi menyalahkan aparat, agar publik marah," kata Tito.
Sumber: Tempo