SUKABUMIUPDATE.com - Calon presiden nomor urut 01 Jokowi - Ma'ruf Amin mengatakan mereka memiliki visi dan misi untuk tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi tetapi juga akan diseimbangkan dengan adanya pemerataan ekonomi. Hal ini disampaikan keduanya di acara debat pemilihan presiden (Pilpres) terakhir di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Sabtu 13 April 2019.
"Kami akan berjuang keras dalam rangka mengembalikan watak asli dari pembangunan di Indonesia, yaitu tidak hanya bertumpu pada pertumbuhan ekonomi tetapi juga pemerataan," kata Jokowi saat menyampaikan misi dan visinya di acara debat tersebut.
Menurut dia menjaga antara pertumbuhan ekonomi tanpa menjaga pemerataan bakal membuat ketimpangan semakin melebar. Dalam hal ini ketimpangan antara warga miskin dan kaya maupun ketimpangan antar wilayah.
Karena itu, Jokowi juga mengatakan, saat ini pemerintah gencar membangun infrastruktur. Pembangunan ini bahkan tidak hanya fokus saja di wilayah Jawa tetapi juga dibuat merata di luar Jawa atau dalam bahasa yang digunakan Jokowi adalah Indonsiasetris.
"Untuk apa? Karena dengan infrastruktur itu kami ingin ada titik pertumbuhan ekonomi baru di luar Jawa, baik berupa kawasan industri keci, kawasan industri khusus maupun ekonomi khusus berbasis parwisata," kata Jokowi.
Dengan cara ini diharapkan pertumbuhan ekonomi dan juga pemerataan bisa sama-sama dibangun secara simultan. Strategi ini diharapkan akan berimbas pada kenaikan perekonomian seperti penjualan barang-barang kerajinan.
Sebelumnya calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengatakan bangsa Indonesia saat ini berada di arah yang salah. "Kalau diteruskan tidak akan memungkinkan membawa kesejahteraan yang sebenarnya bagi Indonesia," katanya.
Bekas Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu berujar Indonesia telah menyimpang dari cita-cita pendiri bangsa. Padahal, Undang-undang Dasar 194, menurut dia, telah menjelaskan rancang bangun perekonomian Indonesia.
"Jelas kita tidak bisa biarkan kekayaan nasional mengalir keluar," ujar Prabowo. Namun, kenyataannya, Ia mengatakan ada kekayaan Indonesia bocor ke luar negeri. Ia menyebut banyaknya duit milik warga negara Indonesia di luar negeri ketimbang di dalam negeri.
Di samping itu, Prabowo berujar deindustrialisasi terjadi di Indonesia. "Indonesia tidak memproduksi apa-apa, kita menerima barang produksi dari bangsa lain," katanya. Oleh karenanya, ia menyatakan itu keliru dan mesti diubah. "Bangsa ini menyimpang dari filosofi dan tidak punya strategi."
Sumber: Tempo