SUKABUMIUPDATE.com - Seorang mahasiswi yang menjadi korban tewas karena penjambretan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, sempat berteriak meminta tolong. Pengejaran pelaku lalu dibantu anggota polisi yang mendengar teriakan itu.
"Saat kejadian awal terdengar teriakan dari korban," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Selatan Komisaris Andi Sinjaya melalui pesan singkat, Jumat, 5 April 2019.
Menurut Andi, teriakan didengar anggota polisi yang sedang patroli di sekitar Pos Polisi Kuningan. Polisi langsung ikut mengejar pelaku. Dalam pengejaran itu, Andi mengisahkan, terjadi tarik menarik tas yang disusul sepeda motor korban menabrak motor pelaku.
"Motor korban tidak terkendali, menabrak, dan kedua motor tersebut jatuh bersamaan," kata Andi. Korban tewas bukan hanya si mahasiswi yakni RN (22 tahun), tapi juga HZ tersangka pelaku penjambretan. Keduanya sama-sama dibonceng.
Andi menjelaskan, teman RN dan teman HZ saat ini mendapatkan perawatan di rumah sakit. "Pelaku yang sadar sempat mau melarikan diri, tapi langsung ditangkap petugas dan beberapa warga," katanya menambahkan.
Berdasarkan keterangan tertulis yang dibagikan kepolisian sebelumnya, penjambretan itu diwanai kejar-kejaran antara korban dan pelaku pada Jumat dinihari sekitar Pukul 02.00 WIB. RN dibonceng rekannya sesama mahasiswi, AH, sedang HZ dibonceng MSA.
Mereka sama menunggang sepeda motor jenis Honda Beat. Bedanya, yang digunakan pelaku tak menggunakan plat nomor.
Kejar-kejaran dimulai dari lampu merah persimpangan Kuningan dan Menteng, lokasi penjambretan. Hingga sampai di depan Wisma Tugu, Setiabudi, terjadi tarik-menarik tas yang dijambret itu antara korban dan pelaku.
Sumber: Tempo