SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) BNPB Doni Monardo mengatakan hampir seluruh kasus kebakaran hutan adalah disengaja. "Penyebabnya 99 persen manusia, hanya satu persen alam. Dari 99 persen ini mayoritas karena dibayar," kata dia di Bandung, Rabu, 27 Maret 2019.
Doni mengatakan kebakaran hutan paling parah terjadi pada 2015. "Terbesar sepanjang sejarah. Lebih dari 260 ribu hektare lahan terbakar hampir di seluruh Indonesia. Kerugian mencapai US$ 16,1 miliar atau setara Rp 221 triliun, lebih besar dibandingkan kerugian ekonomi akibat tsunami di Aceh yang nilainya US$ 7 miliar," kata dia.
BNPB, kata Doni, kesulitan memadamkan kebakaran hutan terutama di lahan gambut. "Sebagian lahan gambut kita kedalamannya lebih dari 20 meter, maka pemadam itu sementara saja sifatnya. Ketika nanti kekeringan, itu bagian yang basah kering kembali, maka akan terbakar kembali. Nanti mulai padam total saat memasuki musim penghujan," kata dia.
Dia juga memperingatkan kemungkinan terjadinya kemarau panjang akibat faktor fenomena alam El Nino tahun ini. Doni mengingatkan kepada perusahaan pemilik perkebunan dan hutan tanaman industri atau HTI ikut membantu mencegah kebakaran hutan.
Ada enam provinsi yang rawan kebakaran hutan yaitu Riau, Jambi. Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Daerah tersebut diminta bekerja keras dengan semua pihak untuk mencegah kebakaran hutan. "Jangan sampai membiarkan masyarakat, sengaja maupun tidak sengaja, termasuk sengaja karena dibayar, masih mau melakukan pembakaran. Risiko yang kita hadapi adalah kerugian yang luar biasa," kata dia.
Catatan BNPB sejak 1 Januari 2019 hingga 20 Maret 2019, kebakaran hutan di Indonesia terjadi di luasan lahan menembus 2 ribu hektare. Kebakaran hutan yang terjadi saat ini antara lain berlangsung di Riau.
Sudah lebih dari 10 unit helikopter baik milik pemerintah dan swasta dikerahkan membantu pemadaman kebakaran hutan di Riau. Biaya untuk memadamkan kebakaran hutan juga sangat besar. "Hitung-hitungan yang dilakukan BNBP itu (memadamkan kebakaran) 1 hektar lahan gambut itu butuh biaya Rp 140 juta. Jadi sekian ribu hektare, berapa uang negara yang harus dikeluarkan?" ujarnya.
Doni mengatakan, selain potensi kebakaran hutan, ancaman bencana lain juga meningkat. Diantaranya angin puting beliung. "Masyarakat agar lebih waspada, lebih peduli, lebih memperhatikan alam, jangan bakar sembarangan, sebentar lagi akan masuk kemarau yang panjang. Kami ingatkan terus."
Sumber: Tempo