SUKABUMIUPDATE.com - Memperingati 700 Hari penyerangan penyidik senior KPK Novel Baswedan, Koalisi masyarakat sipil dan belasan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi menggelar aksi diam selama 700 detik. Angka 700 detik mewakili 700 hari yang berlalu sejak serangan itu terjadi 11 April 2017 silam.
"Berbagai suara sudah disuarakan, aksi sudah dilakukan. Akhirnya tiba bagi kami menyuarakan suara kalbu kami suara yang dapat terdengar saat diam," kata Ketua Wadah Pegawai KPK, Yudi Purnomo sesaat sebelum aksi diam di depan Gedung KPK, Jakarta, Selasa, 12 Maret 2019.
Aksi diam dimulai sekitar pukul 19.00 WIB di depan gedung KPK. Belasan pegawai KPK, pegiat HAM dan aktivis antikorupsi yang tergabung dalam koalisi masyarakat sipil duduk bersila di depan pintu masuk, di depan layar televisi yang menampilkan hitung mundur mulai dari 700.
Pimpinan KPK tak ada yang hadir. Novel juga tidak hadir lantaran harus melakukan pengecekan matanya ke Singapura.
Selama aksi, lampu pelataran KPK dimatikan. Penerangan hanya berasal dari tongkat lampu yang dibawa peserta, dan pantulan cahaya lampu dari lobi gedung KPK yang dibiarkan menyala. Puluhan peserta melakukan aksi tutup mulut sampai angka di layar televisi mencapai nol. Aksi diakhiri dengan pembacaan puisi Wiji Thukul berjudul, "Istirahatlah Kata-kata", doa untuk kesembuhan Novel, penuntasan kasus teror ke KPK, dan untuk pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta kasus ini.
Yudi mengatakan aksi diam merupakan bentuk protes karena pelaku penyerangan Novel tak kunjung terungkap meski sudah hampir 2 tahun itu terjadi. Dia merasa semua kritik dan desakan untuk menyelesaikan kasus ini tidak didengar.
Dia menyadari aksi dukungan untuk Novel Baswedan ini tidak akan mengembalikan penglihatan rekannya seperti sedia kala. Namun, dia berharap aksi ini dapat membuat pemangku kepentingan bergerak menuntaskan kasus Novel. "Ini protes dari kami kenapa kasus ini masih gelap," kata Yudi.
Sumber: Tempo