SUKABUMIUPDATE.com - Korban kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines, Harina Hafitz (60), tak pernah absen mengabarkan setiap penerbangan yang akan dijalani. Termasuk saat akan terbang dari Bandara Internasional Addis Ababa Bole menuju Nairobi, Kenya, Minggu 10 Maret 2019.
"Setiap pergi pasti dia say hello. Minta doanya, keselamatan," kata adik Harina, Hari Lutfi Hafitz, saat ditemui di rumahnya, Jalan Dempo Nomor 20A, Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, Senin malam, 11 Maret 2019.
Harina menyampaikan permohonan doa itu melalui grup percakapan Whatsapp di telepon genggam pada Sabtu, 9 Maret 2019. Harina mengabarkan harus menghadiri konferensi United Nations Environment Assembly (UNEA) yang diselenggarakan di Kenya pada 11-15 Maret 2019.
Menurut Hari, sudah hal lumrah Harina menginformasikan kepada keluarga mengenai keberangkatannya itu. Sebab, Harina kerap mondar-mandir ke berbagai negara selaku staf di Program Pangan Dunia untuk PBB (WFP).
Adapun anggota keluarga yang masuk dalam grup percakapan itu membalas dengan ucapan, 'hati-hati ya', 'selamat sampai rumah'. "Tidak tahunya kejadian (kecelakaan) pas hari Minggu-nya," ujar Hari.
Harina merupakan satu dari tujuh staf WFP yang menjadi korban kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines. Harina meninggalkan seorang suami dan dua anak, Sandro De Gregorio (26) dan Elena Indri De Gregorio (23). Suami dan anaknya tinggal di Italia.
Pesawat Boeing 737 MAX 8 milik maskapai Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan ET 302 menuju Nairobi, Kenya, jatuh dekat kota Bishoftu, sekitar 45 km tenggara ibu kota Ethiopia, Addis Ababa. Total 157 penumpang dan awak dipastikan tewas.
Sumber: Tempo