SUKABUMIUPDATE.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan menyebut pemerintah tidak bakal menaikkan tarif listrik hingga akhir tahun 2019. "Tarif dievaluasi setiap tiga bulan, sampai dengan akhir tahun tidak ada perubahan," ujar Jonan di Kantor Kementerian ESDM, Jumat, 4 Januari 2018.
Bukan hanya listrik, Jonan juga menyebut pemerintah masih belum akan menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi, baik premium maupun solar. "Sampai sekarang untuk premium atau gasoline 88 dan gasoil c48 itu tidak ada pertimbangan untuk menaikkan harga."
Salah satu kebijakan untuk menekan harga listrik tetap rendah adalah dengan mengatur harga jual batubara untuk pembangkit listrik untuk kepentingan umum maksimal US$ 70 per ton. Jika di bawah harga tersebut, maka mengacu kepada harga batubara acuan.
Direktur Jenderal Tenaga Listrik Andy Noorsaman Someng berharap listrik tidak perlu naik sepanjang 2019. Malahan, dia berharap ada penurunan tarif listrik pada tahun ini. "Siapa yang tidak senang? Kalau bisa ada yang gratis juga untuk yang tidak mampu," kata Sommeng.
Salah satu alasan pemerintah tidak menaikkan harga listrik adalah agar daya beli masyarakat tetap terjaga. Di samping itu, pemerintah juga hendak menjaga daya saing indusrei di dalam negeri. Menurut Sommeng, kalau industri dapat berjalan dengan baik, investasi juga bakal masuk ke dalam negeri. "Lalu nanti produknya menjadi kompetitif di luar negeri, kan bagus," tutur Sommeng.
Listrik, menurut Sommeng, dapat membuat ekonomi tumbuh. Sebab, kehadiran listrik bisa memacu perekonomian rakyat. Misalnya saja masyarakat bisa mulai berusaha seperti menggiling jagung hingga memulai industri rumahan atau mulai membuka warung.
Hingga kini, Sommeng mengatakan rasio elektrifikasi di Indonesia telah mencapai kisaran 98 persen. Masih ada sekitar 4 hingga 5 juta orang yang masih belum menikmati listrik di rumah. "Sekitar 800 ribu sudah pakai listrik tapi enggak punya id pelanggan, dia nyambung tetangga, dulu enggak punya duit untuk biaya pemasangan."
Sumber: Tempo