SUKABUMIUPDATE.com - Polri bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan menyelidiki penyebab rusaknya alat pendeteksi tsunami yang ada di Selat Sunda. "Polda Banten bekerja sama dengan BMKG akan meneliti peralatan mana yang dianggap rusak, khususnya alat untuk pendeteksi tsunami," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi, Selasa, 25 Desember 2018.
Rusaknya alat deteksi tsunami hingga sampai saat ini belum jelas, apakah karena perbuatan manusia atau memang karena tidak terurus, ditambah faktor gangguan alam. “BMKG akan melihat kerusakannya itu dan di perairan mana alat deteksi tsunami itu diletakkan.”
Jika diketahui alat deteksi tsunami itu rusak akibat ulah manusia, polisi akan menindaklanjuti dengan memeriksa sejumlah saksi-saksi. "Kalau nanti adanya kerusakan akibat manusia, maka akan dilakukan penyelidikan lebih lanjut."
Menanggapi rusaknya alat deteksi tsunami, Presiden Joko Widodo telah meminta BMKG untuk terus memperbarui informasi mengenai cuaca dan kondisi alam kepada masyarakat agar mewaspadai bencana.
Jokowi juga menyarankan agar kondisi peralatan sistem peringatan dini (early warning system) tsunami selalu diperiksa. "Sebetulnya sudah saya perintahkan juga untuk mengecek semua peralatan itu dan mengganti apabila ada yang rusak," kata Jokowi pada 23 Desember 2018.
Jokowi juga telah menyiapkan anggaran untuk memperbarui alat pendeteksi tsunami. Dana untuk perbaikan akan dialokasikan dalam APBN 2019. "Awal Januari akan saya perintahkan agar mengganti peralatan-peralatan yang rusak atau yang sudah lama tidak bisa dipakai."
Sumber: Tempo