SUKABUMIUPDATE.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi, pagi ini, Senin 24 Desember 2018, bertolak ke Provinsi Banten untuk meninjau penanganan pascabencana tsunami yang menerjang pantai di sekitar Selat Sunda, khususnya di Kabupaten Pandenglang, Lampung Selatan dan Serang.
Melalui Pangkalan TNI AU Atang Sendjaja Bogor, Jawa Barat, Jokowi beserta rombongan terbang menuju Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, dengan menggunakan Helikopter EC725 Caracal milik TNI AU, pada pukul 09.00 WIB.
"Setibanya di Kabupaten Pandeglang, Presiden Joko Widodo langsung meninjau beberapa lokasi yang terdampak bencana tsunami," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam keterangan persnya.
Presiden juga akan mengunjungi beberapa puskesmas dan rumah sakit di Pandeglang yang jadi tempat perawatan para korban bencana tsunami.
Bey mengatakan Jokowi ingin memastikan penanganan dampak bencana tsunami dapat diselesaikan dengan cepat dan baik. "Terutama evakuasi korban dan adanya bantuan pelayanan kesehatan," ucapnya.
Sebelumnya, saat masih berada di Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Jokowi telah menginstruksikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Sosial Agus Gumiwang, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangilei beserta jajaran terkait untuk langsung terjun ke lapangan melakukan evakuasi dan pendataan.
"Saya juga telah memerintahkan untuk melakukan langkah-langkah darurat menemukan korban dan juga melakukan perawatan secepat-cepatnya," ucap Jokowi, Ahad, 23 Desember 2018.
Tsunami menerjang pantai di sekitar Selat Sunda, pada Jumat malam sekitar pukul 21.30. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan tsunami terjadi akibat erupsi gunung Anak Krakatau yang bersamaan dengan gelombang pasang saat purnama.
Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per hari ini hingga pukul 07.00 WIB, tercatat 281 orang meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka, 57 orang masih hilang, dan 11.687 orang mengungsi.
Sumber: Tempo