SUKABUMIUPDATE.com - Mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kabupaten Cianjur menggelar aksi unjuk rasa di kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cianjur, di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Cilaku, Kamis (13/12/2018) siang.
Dalam aksinya, mahasiswa menggelar aksi teatrikal, dimana seorang mahasiswa berpakaian rapi berkalungkan tulisan "Tahanan KPK", sambil ditaburi bunga di depan pintu ruangan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Cianjur. Dalam orasinya, mahasiswa meminta KPK mengusut tuntas berbagai dugaan tindak pidana korupsi di Cianjur.
Sebelumnya, Bupati Cianjur Irvan Rivano Muchtar, terjerat kasus korupsi Dana Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan Kabupaten Cianjur. Irvan kena OTT pada Rabu (12/12/2018). Selain Bupati, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur Cecep Sobandi dan Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Cianjur Rosidin, Tubagus Cepy Sethiady yang merupakan kakak ipar Irvan juga ditetapkan tersangka oleh KPK dalam kasus yang sama.
BACA JUGA: Bupati Kena OTT KPK, Anggota DPRD: Jangan Dulu Statement
Koordinator aksi, Dede Romansyah menjelaskan, penangkapan Bupati Cianjur oleh KPK menjadi bahan evaluasi dan refleksi. Pihaknya juga menyayangkan pejabat sekelas Bupati Cianjur bersama sejumlah pejabat di lingkungan pendidikan lainnya terjerat tindak pidana korupsi.
"Kami ingin agar KPK menerapkan pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dan mencabut hak politik Bupati Cianjur Irvan Rivano Muchtar dan beberapa orang lainnya yang tertangkap KPK. HMI mendukung penuh upaya pemberantasan korupsi di Kabupaten Cianjur," ungkap Dede.
Menurutnya, tindak pidana korupsi anggaran pendidikan yang dilakukan Bupati Cianjur adalah kejahatan yang luar biasa, karena telah mengambil hak anak-anak generasi penerus untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
BACA JUGA: Bupati Cianjur Kena OTT, Wakil Bupati Jamin Aktivitas di Kantor Pemerintahan Tetap Berjalan
"KPK harus tegas menerapkan pasal TPPU dan mencabut hak politiknya. Sudah mengingkari kepercayaan masyarakat dan jelas-jelas merugikan rakya banyak. Usut tuntas berbagai praktik tindak pidana korupsi yang sudah mencoreng citra baik Kabupaten Cianjur," tandasnya.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur, Asep Saepurrohman menilai, aksi yang dilakukan para mahasiswa adalah bentuk ekspresi. Hal itu menurutnya sah-sah saja dalam berdemokrasi sepanjang tidak berlaku anarkis.
"Sangat bagus. Kita ambil nilai positifnya. Demonstrasi berlangsung dengan damai, tidak ada kerusuhan dan tidak anarkis. Patut di apresiasi apa yang dilakukan mahasiswa itu," singkat Asep.