SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Dinas Penerangan Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi menegaskan Tentara Nasional Indonesia (TNI) tak pernah menggunakan serangan bom dan tembakan dalam proses evakuasi korban tewas dan luka-luka dalam serangan di Yigi, Nduga, Papua.
TNI, kata Aidi, hanya menggunakan senjata standar pasukan infrantri, yakni senapan perorangan yang dibawa oleh masing-masing prajurit. "Media dan warga bisa melihat bahwa alat utama sistem senjata yang digunakan TNI hanya helikopter angkut," kata dia melalui keterangan resmi, Ahad, 9 Desember 2018.
Aidi menuturkan justru yang terjadi di lokasi adalah sebaliknya. Kelompok bersenjatalah yang menyerang aparat gabungan TNI-Polri sehingga terjadi kontak tembak dan mengakibatkan satu orang anggota Brigade Mobil menderita luka tembak.
Lebih lanjut Aidi menjelaskan bahwa lokasi pembantaian pekerja Istaka Karya di bukit puncak Kabo adalah kawasan hutan yang terletak sekitar 4-5 kilometer dari pinggir kampung terdekat. "Jadi bila ternyata ada laporan telah jatuh korban akibat kontak tembak tersebut, maka dapat dianalisa bahwa korbannya bukan warga sipil murni tapi mungkin saja mereka adalah bagian pelaku yang telah melaksanakan pembantaian," ucap dia.
Sejauh ini 24 orang telah berhasil ditemukan selamat terkait insiden penyerangan antara pekerja dengan kelompok bersenjata tersebut. Sementara, korban tewas mencapai 16 orang. Adapun nama-nama 16 jenazah korban penyerangan kelompok bersenjata di Distrik Yall, Kabupaten Nduga, yakni Agustinus T, Jepry Simaremare, Carly Zatrino, Alpianus M, Muh. Agus, Fais Syahputra, Yousafat, Aris Usi, Yusran, Dino Kondo, Markus Allo, Efrandy Hutagaol, Samuel Pakiding, Anugrah Tolu, Emanuel Beli Naikteas dan Daniel Karre.
TNI-Polri pun masih melakukan pencarian terhadap lima karyawan PT Istaka Karya yang hingga kini belum diketahui keberadaannya. Lima karyawan yang belum diketahui nasibnya itu atas nama M. Ali Akbar, Petrus Ramli, Hardi Ali, Simon Tandi dan Riki Simanjuntak. Sedangkan, karyawan PT Istaka Karya yang berada di kamp di Distrik Yigi tercatat sebanyak 28 orang.
Penyerangan terhadap para pekerja yang membangun jebatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Nduga terjadi pada Ahad, 2 Desember 2018. Mereka disebut diserang oleh kelompok bersenjata pimpinan Egianus Kogoya dari sayap militer Organisasi Papua Merdeka.
Sumber: Tempo