Dua Bulan Setelah Bencana, Masih Dihantui Bayang Tsunami Palu

Sabtu 24 November 2018, 06:10 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - DUA bulan sudah berlalu, tetapi bayangan tsunami Palu masih menghantui Ignatius Sesar setiap kali ia akan memejamkan mata untuk tidur. "Kalau malam sebelum tidur, biasanya terbayang," kata Sesar kepada Tempo, Kamis malam, 21 November 2018. Ia teringat bagaimana harus bergantungan di tiang menahan terjangan air bah setinggi tiga meter.

Sesar masih ingat kejadian di hari naas itu. Jumat, 28 September 2018, ia sedang rapat bersama koleganya di pinggir pantai Talise, di Jalan Kampung Nelayan. Ceritanya, Sesar menjadi panitia lomba renang teluk untuk Fetival Nomoni.

Di tengah rapat, gempa mengguncang Palu. Sesar dan kawan-kawannya panik. Lindu pertama ini hanya berlangsung sesaat. Begitu berhenti, Sesar bergegas ke tempat parkir untuk menyelamatkan mobilnya.

Pria berumur 41 tahun itu memindahkan mobil untuk menjauhkan dari tepi. Turun dari mobil, Sesar mendengar teriakan "tsunami". Tanpa menoleh ke laut, ia lari ke restoran sea food yang lokasinya lebih tinggi dari bibir pantai.

Gelombang menghantam, lima detik setelah menginjak lantai restoran. Kedua kakinya menjepit panggangan ikan dari bata berlapis ubin. Ia mampu bertahan hingga gelombang ketiga melepas jepitan. Sesar terseret ke arah laut.

Dalam keadaan pasrah, dia tersangkut di tiang terakhir penyangga restoran. Sambil memandang Teluk Palu berwarna coklat, Sesar menggantungkan hidup di tiang itu hingga tsunami surut. Tuhan menyelamatkan saya melalui tiang itu," kata dia.

Mustahil bagi Sesar untuk melupakan pengalaman hidup dan mati itu. Walau tak trauma melihat laut, tsunami kerap muncul dalam pikiran. Khususnya sebelum tidur, membuat ayah satu anak itu gelisah.

Untuk menghadapinya, Sesar berdoa, mengucap syukur kepada Tuhan. Dia mengatakan jika satu langkah saja salah di momen itu, ia akan hilang selamanya seperti mobil yang diparkir. "Saya diberi kesempatan lagi untuk hidup," kata Sesar.

Tsunami Palu menyisakan duka bagi banyak orang. Akibat bencana ini, korban meninggal terbanyak ditemukan di Kota Palu sebanyak 1.703 orang, Kabupaten Donggala 171 orang, Kabupaten Sigi 366 orang, Kabupaten Parigi Moutong 15 orang, dan Pasangkayu, Sulawesi Barat satu orang.

Sementara itu, sebanyak 1.309 orang dilaporkan hilang dan 4.612 orang luka-luka serta 223.751 orang mengungsi yang tersebar di 122 titik pengungsian.

Selain Sesar, warga Palu lain yang masih dihantui bencana tersebut adalah Aksa salah seorang penduduk Balora. Ia nyaris meninggal akibat tergulung tanah atau likuifaksi.

Aksa ingat, sore itu begitu lindu menghantam Palu, ia langsung menggendong anaknya keluar rumah. Sang istri membuntut. Tiba di lapangan bersama puluhan warga Balora lain, tanah yang dipijak Aksa ujug-ujug terangkat, hingga setinggi rumah dua lantai.

Aksa dan isteri bergegas turun dari tanah itu dan lari menjauh. Namun, tidak semua, termasuk tetangga dekat Aksa mampu menjauh. "Tanah yang naik itu jatuh, menutup tetangga-tetangga saya," ujar dia.

Di halaman luar, ia melihat tanah sudah bergerak menggulung rumah-rumah. Di satu titik ketika berlari, Aksa berhenti karena mendengar suara teriakan minta tolong dari dalam tanah.

Ia kaget karena asal suara tersebut adalah wajah sang tetangga yang tubuhnya tertimbun tanah. Aksa hendak menolong sang tetangga namun sang istri mengatakan, Mana yang mau ditolong, saya dan anak-anak mu juga sama penting.” Aksa lanjut berlari.

Hampir dua bulan bencana gempa dan tsunami Palu berlalu, Aksa tidak bisa ditinggal sendirian. Dia memilih tinggal di kantor bersama teman-temannya. Isteri dan anak-anaknya pulang ke Poso. "Kalau sendiri pasti menangis saya. Tetap bayang-bayang itu ada, dari mulai rumah, tetangga, air, dan mayat di sana," kata Aksa.

Sumber: Tempo

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Tags :
Berita Terkini
Sukabumi23 November 2024, 19:33 WIB

Dinding Rumah Warga di Ciemas Sukabumi Jebol Dihantam TPT Ambruk

Tidak ada korban luka maupun jiwa dalam kejadian ini.
Kondisi rumah Mulyadi yang jebol di Kampung Bakanjati RT 03/04 Desa Girimukti, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Sukabumi23 November 2024, 19:14 WIB

Jembatan Sungai Cibeureum Kota Sukabumi Ambruk, Akses Baros-Sindangpalay Putus

Hujan deras menyebabkan debit air Sungai Cibeureum meningkat secara signifikan.
Tangkapan layar video jembatan di Sungai Cibeureum Kota Sukabumi roboh pada Sabtu (23/11/2024). | Foto: Istimewa
Sukabumi Memilih23 November 2024, 19:00 WIB

GRIB Jaya Cibeureum Apel Siaga Ayep-Bobby untuk Pilkada Kota Sukabumi

Ayep berharap pelaksanaan pencoblosan dapat berjalan dengan lancar dan aman.
Calon Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki saat apel siaga bersama GRIB Jaya PAC Kecamatan Cibeureum pada Sabtu (23/11/2024).  | Foto: Tim Ayep Zaki
Sehat23 November 2024, 19:00 WIB

Kenali Kolesterol Tinggi pada Anak : Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Kolesterol tidak hanya menyerang orang dewasa saja, tetapi anak-anak pun bisa menderita penyakit ini.
Ilustrasi anak terkena kolesterol tinggi (Sumber : Freepik/@freepik)
Life23 November 2024, 18:00 WIB

Doa untuk Ibu Hamil Agar Persalinan Lancar dan Diberikan Kemudahan

Doa merupakan bentuk permohonan dan harapan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberikan kelancaran dan keselamatan dalam proses persalinan.
Ilustrasi -  Doa merupakan bentuk permohonan dan harapan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberikan kelancaran dan keselamatan dalam proses persalinan. (Sumber : pixabay.com/@mochow11)
Sukabumi Memilih23 November 2024, 17:58 WIB

Kumpul di Ciracap, PKB, PPP, dan Golkar Perkuat Koalisi untuk Pilkada Sukabumi

Kegiatan diawali jalan santai, senam, pembacaan doa, dan pembagian doorprize.
Dadang Hermawan di HUT Partai Golkar ke-60 tahun di Curug Luhur, Kampung Cikawung, Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (23/11/2024). | Foto: Istimewa
Sukabumi23 November 2024, 17:22 WIB

Banjir dan Pergerakan Tanah di Sagaranten Sukabumi, Perlu Relokasi Jalan dan Normalisasi Sungai

Petugas melakukan asesmen dan membantu warga yang terdampak.
Kondisi jalan yang terdampak pergerakan tanah di Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Food & Travel23 November 2024, 16:57 WIB

Tinggi 35 Meter, Indahnya Curug Luhur sebagai Wisata Air Terjun di Ciracap Sukabumi

Akses jalan menuju curug telah diaspal, begitu juga area parkir.
Curug Luhur di Kampung Cikawung, Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ragil Gilang
Sukabumi23 November 2024, 16:28 WIB

Rumah Warga di Nagrak Sukabumi Terseret Longsor, 11 Jiwa Mengungsi

Dampak longsor mengancam dua rumah lain.
Rumah yang terseret longsor di Kampung Cijulang RT 04/04 Desa Darmareja, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (23/11/2024). | Foto: P2BK Nagrak