SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) M Ilyas, mengatakan sejauh ini hanya bagian kecil dari pesawat Lion Air JT 610 yang terdeteksi. Dari pantauan Remotely Operated Vehicles (ROV) yang dioperasikan, kata Ilyas, tak ditemukan bagian berukuran besar.
"Rasa-rasanya dari data yang ada, semua sudah hancur," katanya di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis, 1 November 2018.
Mengenai kemungkinan menemui korban dalam keadaan utuh, Ilyas kemudian mengacu temuan bagian pesawat. "Kecil kemungkinan, karena pesawat saja sudah hancur berkeping-keping," katanya.
Selama empat hari pencarian, tim gabungan belum jasad korban yang utuh. Sementara itu, bagian pesawat yang dibawa ke posko Tanjung Priok pun hanya berupa serpihan.
Sebanyak 189 orang berada dalam pesawat yang hilang sejak Senin lalu. Pesawat jenis Boeing 737 Max8 itu hilang kontak pada pukul 06.32 WIB, atau sekitar 12 menit setelah take off dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Hari ini, bagian black box Lion Air dengan nomor registrasi PK-LQP itu ditemukan. Ketua Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono menduga bagian itu merupakan Flight data recorder (FDR). Sedangkan, cockpit voice recorder (CVR) masih dalam pencarian.
Dia menuturkan, FDR berisi data mengenai kecepatan, arah, dan ketinggian pesawat. Sedangkan, CVR merekam komunikasi antara pilot, pengawas bandara, co-pilot dan suara lain di dalam kokpit. "Dengan ditemukannya flight data recorder dari black box Lion Air, kami bisa menguak misteri kenapa pesawat Lion Air JT 610 mengalami kecelakaan," kata Soejarto.
Sumber: Tempo