SUKABUMIUPDATE.com - Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar diskusi memperingati 500 hari teror penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan. Peringatan digelar untuk mendorong Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyelesaikan kasus-kasus penyerangan dan memastikan perlindungan terhadap para penggiat keadilan, termasuk Munir Said Thalib dan Novel Baswedan.
"Kami berharap Presiden memberikan perhatian penuh terhadap pengusutan kasus penyerangan kepada penggiat keadilan di Indonesia dan memastikan pengusutan kasus dilaksanakan dengan tepat dan tuntas," kata Ketua WP KPK Yudi Purnomo dalam keterangan tertulis, Rabu, 31 Oktober 2018.
Yudi menuturkan Novel bukan satu-satunya pegawai KPK yang mengalami teror. Dia mengatakan lembaganya mencatat setidaknya ada 10 kali teror yang diarahkan kepada pegawai KPK dalam menjalankan tugasnya. Teror dan intimidasi tersebut antara lain, kriminalisasi terhadap pegawai, penyerbuan dan teror terhadap fasilitas KPK, ancaman bom ke rumah penyidik KPK, penyiraman air keras ke rumah dan kendaraan milik penyidik KPK.
Selain itu, ancaman tersebut juga datang dalam bentuk ancaman pembunuhan terhadap pejabat dan pegawai KPK, perampasan perlengkapan penyidik KPK, penangkapan dan penculikan terhadap pegawai KPK yang sedang bertugas, serta percobaan pembunuhan terhadap penyidik.
Yudi menuturkan diskusi akan mengangkat tema #500HariDibiarkanButa: Urgensi Perlindungan Penggiat Keadilan. Diskusi bakal digelar pada 1 November 2018 di Gedung Penunjang KPK. Novel dan istri Munir, Suciwati bakal hadir sebagai pembicara. Acara akan diakhiri dengan pernyataan sikap guna mendorong Presiden Jokowi segera merampungkan kasus tersebut.
Sumber: Tempo