SUKABUMIUPDATE.com - Penjagaan di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, masih ketat, Sabtu, 27 Oktober 2018. Selain tenaga keamanan internal, pengamanan juga mendapat bantuan dari Polri dan TNI. "Untuk antisipasi kalau ada unjuk rasa di PBNU sehingga pengamanan masih ketat," kata Komandan Regu Keamanan Kantor PBNU Seren Dwi Purnomo di kantornya.
Sehari sebelumnya, kantor PBNU didatangi pengunjuk rasa yang tergabung dalam Aksi Bela Kalimat Tauhid. Mereka mengecam insiden pembakaran bendera pada Hari Santri Nasional di Garut, Jawa Barat, yang dilakukan anggota Banser. Aksi ini digalang oleh Front Pembela Islam (FPI), Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF), dan Laskar Pembela Islam.
Menurut Seren, pengaman hari ini sebagai langkah antisipasi jika ada unjuk rasa susulan. “Situasi sebenarnya sudah normal tapi tetap harus ada antisipasi," ujarnya.
Seren mengatakan, kemarin pengurus mengerahkan sekitar 2.000 anggota Banser untuk pengamanan. Ini dilakukan setelah mendapat informasi tentang rencana unjuk rasa Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) di kantor PBNU. “Ternyata batal," katanya. “Tapi tetap ada yang berunjuk rasa. Bukan dari HMI."
Berdasarkan pantauan Tempo, sedikitnya ada tiga polisi dan dua anggota TNI yang berjaga di pos pengamanan gedung PBNU. Satu unit motor polisi juga terparkir di depan gedung. Sedangkan palang pintu di pintu gerbang ditutup setengah. Setiap tamu yang datang pun diperiksa secara ketat.
Sumber: Tempo