SUKABUMIUPDATE.com - Kopi asal Indonesia berhasil memperoleh penghargaan dari Agency for the Valorization of the Agricultural Products (AVPA) di pameran SIAL Paris, Prancis.
Penghargaan diberikan langsung oleh Presiden AVPA Philippe Juglar kepada 11 produsen yang mewakili 23 kopi Indonesia pada Selasa, 23 Oktober 2018 waktu setempat.
AVPA merupakan organisasi asal Prancis yang hadir untuk membantu para produsen produk pertanian dari seluruh dunia memasarkan produk di Eropa. Setiap tahun, mereka menggelar kompetisi Coffe roasted in the country of origin.
"Keberhasilan kopi asal Indonesia memboyong 23 penghargaan ternyata di luar dugaan para juri," seperti yang dilansir Bisnis, Rabu 24 Oktober 2018. Presiden juri dan ahli organoleptik AVPA André Rocher dalam rilis resmi yang diterima Bisnis menyebutkan dirinya sangat kaget dengan kualitas kopi Indonesia yang bervariasi.
Rocher yang mengenal dunia kopi sejak 1971 juga menyebutkan bahwa kopi Indonesia mengalami banyak kemajuan.
Pengakuan kualitas kopi Indonesia juga diamini juri lain, Serge Edmond. Ia mengatakan beberapa negara termasuk Indonesia memiliki kualitas roasting yang baik.
Edmond juga memberi catatan soal beberapa produsen yang masih sering terkecoh dengan sebutan French Roast sehingga melakukan penyangraian kopi sampai tingkat dark atau very dark. Serge menjelaskan bahwa kebanyakan kopi di Prancis berada di tingkat light sampai medium.
Dalam kompetisi ini, kopi Indonesia bersaing dengan kopi dari lebih 170 negara lainnya, termasuk negara produsen kopi terbesar di dunia, Brasil.
Terdapat empat kategori yang dilombakan yaitu Gold Gourmet, Silver Gourmet, Bronze Gourmet dan yang terakhir Simple Gourmet.
Indonesia juga berhasil mencetak prestasi sebagai negara kedua dengan penghargaan terbanyak. Koleksi penghargaan Indonesia hanya kalah dari Kolombia yang berhasil meraih 25 penghargaan dari 14 produsen kopi.
Annelis Putri selaku Indonesian Country Manager AVPA France menambahkan, produsen kopi di Indonesia harus lebih kompak dalam mempromosikan kopi Indonesia di Eropa. Hal itu diperlukan agar kopi Indonesia tidak kalah saing dengan produsen asal Amerika Tengah dan Amerika Latin.
Sumber: Tempo