SUKABUMIUPDATE.com - Tim Siaga Bencana ESDM terus mengupayakan pengangkatan Jembatan Ponulele atau yang lebih dikenal sebagai Jembatan Kuning, icon baru Kota Palu yang roboh saat gempa dan tsunami melanda Kota Palu dan sekitarnya, tiga minggu lalu. Proses pengangkatan dan pembongkaran ini sudah di mulai Tim Siaga Bencana ESDM bersama Tim dari Adibrantas pada Jumat (19/10/2018).
"Crane berkekuatan 60 ton dari Tim Siaga Bencana ESDM sudah memasuki hari keempat dalam mengangkat dan memindahkan jembatan kuning yang terdampak bencana 28 September lalu," ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Agung Pribadi di Jakarta (22/10/2018).
BACA JUGA: Jonan: Infrastruktur Ketenagalistrikan Palu-Donggala Hampir Selesai
Proses pengangkatan besi Jembatan Ponulele dilakukan Tim Siaga Bencana ESDM dilakukan menggunakan Crane 60 ton Zoomlion. Selain menggunakan crane, Tim Siaga ESDM juga dibantu alat berupa rock breaker untuk mempercepat membongkar pondasi jembatan berwarna kuning tersebut.
Rencananya, proses pengangkatan Jembatan Ponulele ini juga akan dibantu menggunakan Crane 180 ton Kobelco, namun masih menunggu kesediaan jangkar sandar kapal di wilayah Teluk Talise.
BACA JUGA: Biogas Rumah, Olah Limbah Jadi Berkah
Dalam proses pengangkatan Jembatan Ponulele, Tim Siaga Bencana ESDM berkoordinasi dengan pihak Adibrantas yang bertugas melakukan pembongkaran atau pemotongan bagian-bagian jembatan.
Jembatan Ponulele ini membentang di atas Teluk Talise, Kelurahan Besusu dan Lere, yang menghubungkan kecamatan Palu Timur dan Palu Barat. Jembatan utama membentang sepanjang 250 meter. Sementara titik tertinggi lengkung jembatan yaitu 20,2 meter dari badan jembatan. Lebar jembatan 7,5 meter, dan luas permukaan besi total jembatan 6234,40 meter persegi.