SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Penerangan Daerah Militer atau Kapendam XIII/Merdeka Kolonel Infantri Muh. Thohir mengatakan, berdasarkan laporan Korem 132 Tadulako per 1 oktober 2018 hingga pukul 18.00, korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami Palu telah mencapai 925 orang.
“Berdasarkan laporan Korem 132 Tadulako per 1 oktober 2018 hingga pukul 18.00 korban meninggal dunia telah mencapai 925 orang, 799 orang terluka, 152 orang tertimbun, dan 99 orang hilang,” ujar Thohir lewat keterangannya yang diterima Tempo pada Selasa, 2 Oktober 2018.
Bencana alam itu, lanjut Thohir, juga telah menyebabkan 65.733 rumah rusak. "Akibatnya sebanyak 59.450 orang kini terpaksa tinggal di 109 titik pengungsian," kata Thohir.
Berdasarkan inventarisir yang dilakukan anggota Korem 132 Tadulako, kata dia, banyak sekali infrastruktur di Kota Palu yang rusak akibat gempa dan tsunami. Diantaranya; jembatan kuning, bandara SIS Al-Jufrie yang meliputi tower ATC dan terminal penumpang. Selain itu, kerusakan total juga dialami Hotel Roa Roa, Mal Tatura, Hotel De Syah, 12 titik jalan, Rumah Sakit Anetapura, Anjungan Talise dan Stasiun TVRI.
Thohir menjelaskan, Posko Satgas Penanggulangan Bencana Gempa Sulteng melaporkan bahwa 73 jenazah korban gempa telah dimakamkan secara massal di TPU Poboya. “Sementara itu, saat ini tengah dilakukan penggeseran secara bertahap para pengungsi yang tidak tertampung di Bandara ke pelabuhan Pelni untuk dibawa ke Makasar,” ujar dia.
Gempa berkekuatan 7,4 SR mengguncang Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat, 28 September 2018. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut berada di 0.18 Lintang Selatan dan 119.85 Bujur Timur atau 27 kilometer timur laut Donggala, Sulawesi Tengah. Gempa tersebut juga disertai tsunami setinggi 1,5-2 meter. Gempa ini memicu tsunami Palu.
Sumber: Tempo