SUKABUMIUPDATE.com - Sebagian besar narapidana yang mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Palu, kabur setelah tembok penjara roboh akibat gempa Donggala pada Jumat petang, 28 September 2018. Petugas lapas tak kuasa menghalau mereka karena berusaha menyelamatkan diri dari dampak gempa.
Kepala Lapas Palu, Adhi Yan Ricoh, yang ditemui Antara mengatakan jumlah narapidana sebanyak 560 orang. Lebih dari separuhnya kabur begitu tembok penjara roboh. Petugas, kata Adhi, tidak bisa mencegah mereka pergi karena kondisi gelap.
Saat itu listrik padam dan jumlah petugas lapan yang berjaga sedikit. "Apalagi para petugas juga panik dan berusaha menyelamatkan diri," ujar kata Adhi.
Menurut Adhi, saat ini belum berpikir melakukan pencarian mengingat semua petugas, termasuk polisi masih sibuk terlibat dalam evakuasi korban gempa.
"Jangankan mencari napi yang lari, kondisi yang kami alami saja belum sempat dilaporkan ke pusat. Tidak ada listrik dan tidak ada jaringan telekomunikasi," ujar Adhi. Kerusakan bangunan lapas, kata Adhi, sangat banget.
Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB, korban meninggal yang sudah ditemukan mencapai 384 orang. Jumlah tersebut masih bisa bertambah mengingat kerusakan dan pencarian korban akibat dampak gempa 7,7 skala Richter yang dimutakhirkan menjadi 7,4 SR sangat belum selesai.
Kerusakan infrastruktur masih dalam pendataan. Yang pasti gempa Donggala telah mengakibatkan kerusakan bangunan sekolah, gedung pemerintah dan jembatan. Sedangkan rumah penduduk yang hancur diperkirakan jumlahnya mencapai ribuan.
Sumber: Tempo