SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Becana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral, Kasbani mengatakan, gempa Donggala berkekuatan 7,7 skala richter yang terjadi petang tadi terkait dengan aktivitas zona sesar Palu - Koro.
“Bukan yang besar (utama), tapi masih terkait dengan yang gede itu. Tapi kalau melihat titik episenternya ada di sesar yang orde berikutnya,” kata dia saat dihubungi Tempo, Jumat, 28 September 2018.
Kasbani mengatakan, belum mendapat informasi ada tidaknya tsunami akibat gempa tersebut. “Pusat gempanya ada di darat. Cuma belum ada konfirmasi apakah terjadi tsunami. Hanya titik kejadiannya di darat,” kata dia.
Dari keterangan tertulisnya, gempa tersebut terjadi diawali dengan gempa awal, dan di ikuti dengan kejadian gempa bumi susulan di daerah Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Gempa terjadi Jumat, 28 September 2018, pukul 17.02.44 WIB, dengan pusat gempa berada di koordinat 119,5 Bujur Timur dan 0,8 Lintang Selatan.
PVMBG mencatat, daerah Donggala dan seputaran pusat gempa umumnya tersusun dari batuan yang telah mengalami pelapukan, dan bersifat urai, lepas, lunak, dan belum kompak. Sifat batuan tersebut berpotensi memperkuat goncangan gempa bumi sehingga daerah tersebut dikategorikan rawan gempa bumi.
Informasi sementara yang diperoleh PVMBG, gempa tersebut mengakibatkan 1 orang meninggal, 10 luka-luka, dan dilaporkan terjadi kerusakan di Kecamatan Sinreja, Kabupaten Donggala. BMKG mecatat goncangan gempa terasa di Donggala pada skala VIII MMI (Modified Mercalli Intensity). BMKG sempat mengumumkan peringatan dini tsunami, tapi telah dicabut.
PVMBG merekomendasikan agar masyarakat dihimbau tetap tenang dan mengikuti arahan dan informasi petugas BPBD setempat. Masyarakat diminta tidak terpancing isu yang tidak bertanggung-jawab. Masyarakat diminta tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan yang diperkirakan energinya lebih kecil dari gempa utama. PVMBG secepatnya akan mengirim tim untuk memeriksa lokasi bencana.
Sumber: Tempo