SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko berharap masalah agama tak dibawa ke dalam urusan politik. Pemuka agama disarankan tetap fokus pada kegiatan membimbing umat. "Bukan enggak ada hubungannya antara agama dan politik. Ada (hubungannya), cuma jangan dibawa ke arah politik yang akhirnya masyarakat menjadi bingung," kata Moeldoko di area tugu Monumen Nasional, Jakarta, Ahad, 16 September 2018.
Moeldoko mengomentari Ijtima Ulama Jilid II yang digelar oleh penggerak aksi PA 212, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF). Mantan panglima TNI ini mengatakan jika para pemuka agama terus bermain politik, masyarakat yang akan terkena imbasnya. "Kasihan umat. Mau ke mana nanti," ucapnya.
Menurut Moeldoko, sudah banyak publik figur yang tadinya aktif di kegiatan agama lalu beralih ke politik malah ditinggal jamaahnya. Ia berharap hal ini tidak sampai terjadi pada para tokoh agama yang menggelar ijtima ulama ini.
GNPF telah menggelar Ijtima Ulama I pada Juli 2018. Forum ini merekomendasikan Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Al-Jufri dan Ustad Abdul Somad menjadi calon wakil presiden untuk Pilpres 2019. GNPF mengusulkan keduanya untuk mendampingi Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Namun belakangan Prabowo tidak memilih keduanya menjadi calon wakil presiden. Ia menunjuk mantan wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno.
Ketua GNPF, Yusuf Martak, mengatakan pihaknya melangsungkan Ijtima Ulama ke II untuk menyikapi keputusan Prabowo itu. Meski tetap mendukung Prabowo-Sandiaga, para ulama dalam forum ini bakal menyodorkan sejumlah pakta integritas untuk ditandatangani Prabowo.
Pakta integritas itu dirangkum berdasarkan materi yang akan dibahas. Di antaranya berkaitan dengan materi politik dan kelembagaan.
Peserta Ijtima Ulama II direncanakan dihadiri 1.000 orang. Jumlah ini dua kali lipat lebih banyak dari pertemuan pertama yang hanya 500 orang. Seluruhnya terdiri atas para ulama dan anggota partai koalisi. Prabowo dan Sandiaga Uno direncanakan hadir.
Sumber: Tempo