SUKABUMIUPDATE.com - Kiai Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah mengaku sudah 14 tahun menyampaikan ceramah di dunia remang-remang dan lingkungan esek-esek. Namun, baru-baru ini, syiar agamanya di sebuah klub malam di Bali menuai pro dan kontra.
Di luar pro-kontra tersebut, berikut fakta-fakta seputar ceramah tersebut berdasarkan pengakuan Gus Miftah kepada Tempo saat dihubungi pada Kamis malam, 13 September 2018.
1. Dimulai dari kerinduan anak-anak klub
Gus Miftah mengaku mendapat pesan rindu dari para pengelola sebuah klub malam di Bali. Klub itu adalah Bosche. Sebelumnya, pemilik pesantren di Yogyakarta itu pernah mengisi ceramah di klub yang sama, rutin 2-3 kali setahun. "Saya kenal dengan pengelolanya," ujarnya. Namun, tahun ini ia belum sempat ke klub tersebut. Ketika momentumnya tepat, Gus Miftah pun menyediakan waktunya untuk mengunjungi klub.
2. Digelar bertepatan dengan ulang tahun klub
Gus Miftah mengisi ceramah di Bosche pada 6 September 2018. Saat itu bersamaan dengan hari jadi klub. Ia mengatakan kerap diundang Bosche saat momentum demikian untuk mengisi ceramah. Manajemen Bosche, kata dia, selalu memiliki kebijakan mengadakan syukuran. Salah satunya diisi dengan dakwah.
3. Beli tiket pesawat dan sewa hotel dengan uang sendiri
Meski diundang, Gus Miftah mengaku membeli tiket pesawat dan menyewa hotel dengan uang sendiri. Ia berujar tak pernah mau memperoleh nafkah dari klub malam. "Ketika bicara soal amplop, itu sensitif. Saya selalu bilang sama manajemen klub untuk tidak memberi saya uang. Saya masih dicukupkan dengan rezeki dari tempat lain, bukan dari mereka," ujar Gus Miftah.
Begitu juga ketika ceramah di klub di daerah lain. Ia mengaku tidak mau menerima bayaran. Sebab, menurut dia, nafkah bagi keluarganya tidak seharusnya dicari di tempat hiburan malam. "Saya murni hanya ingin mengajak mereka, anak-anak klub, ingat akan Tuhan," katanya.
4. Audiens tak semuanya muslim
Audiens dakwah Gus Miftah di Bali tidak semuanya beragama Islam. Gus Miftah mengatakan hanya 50 persen yang muslim. Sisanya adalah penganut agama lain. Maka, saat berceramah, ia memknta izin pengunjung klub untuk memimpin doa dan salawat dengan cara agamanya. Ia mempersilakan audiens beragama lain untuk berdoa menurut agamanya.
5. Dakwah universal
Lantaran dakwah itu disampaikan di publik yang plural, Gus Miftah menyampaikan bahwa ceramah yang disampaikannya ialah menyangkut persoalan universal. "Tentu tak melulu soal halal-haram, surga-neraka," ujar dia. Ceramah yang disampaikan berkenaan dengan bagaimana seharusnya orang mengatur manajemen hidupnya.
6. Isi dakwah
Gus Miftah menyampaikan ceramah seputar hal yang mengingatkan sesamanya untuk tidak melenakan Tuhan. "Saya bilang kepada mereka, ingat betapa baiknya Tuhan sama kalian," ujar dia. "Buktinya, kalian bermaksiat, tapi Tuhan masih menitipkan rezeki," kata Gus Miftah.
Ia mengatakan, betapa naifnya manusia bila sudah diberi rezeki, namun melupakan Tuhan. "Kita manusia enggak bisa apa-apa. Kita bisa karena dibisakan oleh dia," ucapnya.
7. Audiens menangis
Setelah mendengar ceramah dari Gus Miftah, para audiens menangis. Pemilik Bosche pun, menurut Gus Miftah, sempat tertegun. Suasana klub remang-remang itu tak seperti biasanya. Gegap gempita dunia hiburan redup sementara saat Gus Miftah menyampaikan pandangannya tentang kehidupan yang vertikal dan horisontal, yang menyangkut hubungan manusia dan manusia serta manusia dan Tuhan.
8. Mengunggah video karena diminta
Gus Miftah mengatakan mengunggah video ceramahnya di Bali lantaran diminta oleh teman-temannya. Ia mengaku, selama ini tak pernah mempublikasikan sendiri. "Saya iseng saja. Enggak ada niat untuk menjadi populer. Kalau niat tenar udah dari dulu," katanya.
Ia mengunggah videonya pertama kali di Instagram tepat setelah mengisi ceramah pada 6 September. Ceramah itu menjadi viral lantaran diunggah kembali oleh akun Lambe Turah.
9. Menuai pro dan kontra
Setelah viral, Gus Miftah mengaku menerima banyak masukan, pujian, sampai hujatan. Ia juga mengatakan memperoleh informasi telah dilaporkan sejumlah pihak lantaran dianggap menista agama. "Hari ini saya dilaporkan ke beberapa Polres dan Polda. Ya, silakan itu hak mereka," tuturnya.
Gus Miftah mengatakan tak gentar. Ia tetap akan pada kebiasannya menyampaikan ceramah di klub malam, kawasan prostitusi, sampai spa plus-plus.
Sumber: Tempo