SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Stefanus Tamuntuan mengatakan tawuran pelajar di Jakarta semakin sadistis. Hal itu terlihat dari duel anter geng yang melibatkan remaja di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada Sabtu dini hari lalu.
Tawuran yang melibatkan 50 pelajar dari sejumlah sekolah di Jakarta tersebut memakan korban jiwa. Remaja berinisial AH, 16 tahun, tewas dihujani sabetan senjata tajam.
"Korban tewas karena mengalami banyak luka bacokan," kata Stefanus di Panglima Polim, Jakarta Selatan, Senin, 2 September 2018.
Ia mengatakan tawuran antar remaja terlihat semakin sadistis karena pelaku masih menyiramkan air keras ke tubuh korban yang sudah terkapar karena luka bacokan.
"Ini harus menjadi perhatian semua pihak. Sebab, remaja saja sudah sadis seperti itu," ujarnya.
Saat duel antar dua geng remaja ini, SMA Muhammadiyah berhadapan dengan gabungan remaja yang berasal dari siswa SMA Negeri 32 Cidodol, Madrasah Anajah dan Husni Thamrin.
Ketiga sekolah ini menamakan diri sebagai geng Gusdon atau Gusuran Donat di kawasan Cipulir, Jakarta Selatan. "Korban tewas berasal dari siswa Muhammadiyah."
Stefanus mengatakan tawuran anter geng remaja ini dipicu akibat saling tantang anggota mereka di media sosial. Akhirnya mereka menyepakati bertemuan untuk tawuran di lokasi kejadian. "Mereka janjian tawuran lewat Instagram Jumat kemarin," ujarnya.
Meski masih berstatus anak, polisi tetap memproses hukum kasus tawuran pelajar ini. Anak yang ditangkap akan diproses melalui Undang-Undang Darurat. "Mereka tidak dipenjara. Tapi tetap akan kami titipkan ke lembaga pembinaan anak."
Sumber: Tempo