SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah mulai melakukan upaya pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca-gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat. Setelah habisnya masa tanggap darurat pada 25 Agustus lalu, Presiden Joko Widodo juga telah meneken Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2018 tentang percepatan pemulihan Lombok.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan saat ini Lombok resmi memasuki masa transisi. “Dalam tahap ini, sarana dan prasarana vital serta kegiatan sosial-ekonomi masyarakat harus segera didukung dengan difungsikan kembali sarana dan prasarana vital,” kata dia, Minggu, 26 Agustus 2018.
Menurut Sutopo, pada masa transisi, pemerintah daerah dan lembaga penanganan bencana juga mesti terus siaga menyalurkan bantuan dan logistik yang diperlukan pengungsi. Hingga kemarin, tercatat sekitar 400 ribu warga Lombok masih mengungsi di tenda. Seribu lebih warga terluka dan sekitar 563 orang meninggal.
Meski sudah empat pekan di pengungsian, kebutuhan dasar pengungsi masih belum terpenuhi. Air bersih di Kecamatan Bayan dan Kecamatan Kayangan di Lombok Utara dilaporkan masih langka. Pengungsi membeli air dalam jeriken atau terpaksa berjalan berpuluh kilometer untuk mencari air bersih.
Di sejumlah titik lain, misalnya di Kecamatan Batukliang, Lombok Tengah, pengungsi juga masih melaporkan kekurangan tenda dan selimut. Sebagian warga lainnya mulai diserang sakit gatal dan diare. Begitu pula dengan sejumlah daerah di Lombok Timur. “Belum ada bantuan yang masuk,” ujar Ahsanudin, warga Desa Tembeng Putik, Kecamatan Wanasaba, Lombok Timur.
Meski demikian, pemulihan juga mulai terlihat di Lombok. Sejak sepekan terakhir, anak usia sekolah kembali bersekolah meski hanya di tenda darurat. Di Kecamatan Tanjung, kegiatan sekolah darurat tidak hanya diisi pelajaran, tapi juga permainan untuk memulihkan psikologis anak korban. Tak hanya sekolah, pasar darurat juga mulai berfungsi di Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat.
Sementara itu, gempa masih terus terjadi di Lombok. Sejak sebulan terakhir, pusat gempa berpindah dari Lombok Utara ke Lombok Timur dan belakangan mulai merembet ke Sumbawa. Ahad dinihari lalu, Kabupaten Sumbawa Barat diguncang gempa tektonik bermagnitudo 5,5 pada skala Richter. Gempa berkedalaman dangkal, hanya 11 kilometer—tidak jauh berbeda dengan gempa yang melanda Lombok.
Periset gempa dari Teknik Geodesi ITB, Irwan Meilano, mengatakan gempa Sumbawa Barat terpicu oleh gempa sebelumnya di Lombok. Fenomena itu lazim terjadi seperti di Sumatera. Gempa merembet dalam waktu bulanan hingga tahunan.
Namun kali ini rangkaian gempa di Lombok dan Sumbawa berlokasi dekat sumber gempa dan waktu kejadiannya. "Waktunya pendek dalam hitungan hari, berbeda dengan perilaku gempa yang pernah kita pelajari," ujarnya.
Sumber: Tempo