SUKABUMIUPDATE.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan seluruh proses pengadaan barang dan jasa pada program promosi Asian Games 2018 telah dilakukan secara online melalui aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik atau SPSE Kominfo. Dengan sistem yang terbuka seperti ini, Kominfo resmi membantah tudingan dari Center for Budget Analysis bahwa program ini telah berpotensi memunculkan kebocoran negara hingga Rp 846 juta.
"Pernyataan saudara Jajang Nurjaman terhadap potensi kerugian negara yang membandingkan harga penawaran PT Indo-Ad dengan PT Bee Work Pariwara tidak relevan," kata Plt Kepala Biro Humas Kominfo Noor Iza saat dihubungi di Jakarta, Selasa, 21 Agustus 2018.
Sebelumnya, Koordinator Investigasi CBA Jajang Nurjaman dalam keterangannya mengatakan ada tiga program terkait Asian Games 2018 di bawah Kominfo yang diduga bermasalah. Pertama yaitu pada proyek jasa penayangan konten sosialisasi Asian Games berdurasi 30 detik. Konten itu ditayangkan melalui media bioskop berjaringan nasional. Dari anggaran yang disiapkan Rp 3,8 miliar, uang negara yang dihabiskan menurut temuan CBA yaitu sebesar Rp 3,7 miliar.
Kedua yaitu proyek sosialisasi Asian Games melalui aktivasi media digital dan even komunitas tahun 2018. Dari anggaran yang disiapkan Rp 4,2 miliar, anggaran yang dihabiskan sebesar Rp 3,9 miliar. Lalu ketiga yaitu jasa penayangan konten Asian Games melalui media luar ruang digital dan media alternatif dalam negeri. Dari anggaran yang disiapkan Rp 3 miliar, uang yang dihabiskan sebesar Rp 2,5 miliar.
Menurut Jajang, keseluruhan proyek menghabiskan anggaran sebesar Rp 10,3 miliar lebih dan berada di bawah tanggung jawab Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik. Masalahnya, perusahaan yang dimenangkan oleh Kominfo selalu perusahaan yang sama yaitu PT Bee Work Pariwara. Perusahaan ini menurut dia beralamat di Gedung Sovereign Plaza Lt .5D, Jl Tb Simatupang Kav. 36 RT 002/RW 002 Cilandak Barat, Cilandak, Jakarta Selatan.
Bagi CBA, kondisi ini sangat janggal karena nilai proyek yang ditawarkan kelewat mahal jika dibandingkan tawaran perusahaan lainnya. Misalnya, proyek sosialisi Asian Games melalui aktivitas media digital dan even. Tawaran yang diajukan PT. Beework sebesar Rp 3,9 miliar lebih jauh lebih mahal dibanding PT Indo-Ad senilai Rp 3,5 miliar.
Noor menambahkan, bahwa sebenarnya seluruh proses pengadaan ini bisa dilihat langsung di laman lpse.kominfo.go.id. Dalam proyek kedua misalnya, dilakukan proses lelang sederhana pascakualifikasi sebanyak dua dokumen, yaitu evaluasi teknis dan evaluasi harga.
Dalam dokumen evaluasi teknis, PT Indo-Ad ternyata tidak memenuhi nilai ambang batas teknis sehingga dinyatakan gugur dan tidak dalam melanjutkan ke tahap evaluasi harga. Hal berbeda dialami oleh PT Bee Work Pariwara sehingga terpilih sebagai pemenang dalam proses pengadaan barang dan jasa ini.
Sumber: Tempo