SUKABUMIUPDATE.com - Lapangan terbuka di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, penuh pengungsi yang mendirikan tenda pasca gempa Lombok berkekuatan 7 Skala Richter yang berpusat di Lombok Timur, Ahad malam, 19 Agustus 2018.
Dilansir dari Antara pada Senin dini hari, lapangan yang dipenuhi oleh pengungsi itu, seperti di halaman Gedung TVRI, lapangan di dekat Islamic Center Jalan Udayana dan Lapangan Auri.
Mereka mendirikan tenda ala kadarnya karena tidak berani untuk pulang ke rumah, mengingat guncangan gempa yang berturut-turut, sehingga dikhawatirkan membahayakan keselamatan jiwa.
Tidak sedikit pula, warga yang mendirikan tenda seadanya di atas trotoar seperti di Jalan Majapahit. Bahkan tidak sedikit yang tidur hanya beralaskan tikar saja tanpa menggunakan terpal.
Sebenarnya pada Ahad pagi, warga sudah banyak yang meninggalkan tenda pengungsian. Namun kembali lagi setelah dua kali gempa susulan yang terjadi pada Ahad siang dengan kekuatan 5,4 SR dan 6,5 SR yang berpusat di Lombok Timur.
Seperti warga yang tinggal di kawasan Senggigi, semula sudah kembali ke rumah masing-masing. Namun ketika gempa terjadi pada Ahad siang, warga kembali lagi ke pengungsian. "Ditambah lagi dengan gempa susulan 7 SR pada Ahad malam," kata seorang warga Senggigi.
Kendaraan ambulans yang membawa korban gempa tektonik 7 Skala Richter, hilir-mudik menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Mobil ambulans itu melaju kencang dari arah barat ke arah timur Jalan Majapahit menuju RSUD Kota Mataram.
Bahkan terlihat juga beberapa mobil bak terbuka melaju kencang membawa korban sambil menyalakan lampu mobil warna kuning. Sementara itu, sejumlah warga yang tinggal di Jalan Majapahit, mendirikan tenda karena masih khawatir untuk kembali ke rumah.
Sampai saat bera ini diturunkan belum ada laporan resmi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram terkait korban jiwa akibat gempa 7 SR.
Sumber: Tempo