SUKABUMIUPDATE.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan korban meninggal akibat gempa Lombok terus bertambah sampai saat ini. "Hingga Rabu hari ini, tercatat 460 orang meninggal dunia." Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyampaikannya dalam keterangan tertulis, Rabu, 15 Agustus 2018.
BNPB mencatat korban meninggal akibat gempa ini terdapat di enam tempat di Lombok dan Bali. Di Kabupaten Lombok Utara terdapat 396 orang meninggal, Lombok Barat 39 orang, Kota Mataram 9 orang, Lombok Timur 12 orang, Lombok Tengah 2 orang dan Kota Denpasar 2 orang.
Gempa berkekuatan 7 pada skala Richter mengguncang Lombok dan sekitarnya, Ahad, 5 Agustus 2018. Setidaknya ada ratusan kali gempa susulan setelah gempa utama itu. Terakhir, gempa susulan cukup besar kembali terjadi pada Kamis, 9 Agustus 2018.
Evakuasi korban masih berlangsung, sehingga jumlah korban tewas diperkirakan masih bisa bertambah mengingat tim SAR gabungan masih mencari korban lain yang tertimbun longsor. Beberapa titik seperti di dua dusun Lombok Utara yang diduga masih terdapat korban yang tertimbun longsor. "Di Dusun Dompu, Kayangan, diduga ada 4 orang dan di Dusun Busur Timur, Rempek, Gangga, diduga ada satu orang tertimbun reruntuhan bangunan."
Gempa Lombok ini setidaknya juga menyebabkan 7.773 orang luka-luka yang terdiri dari 959 luka berat dirawat inap dan 6.774 luka ringan. Selain itu, sebanyak 417.529 orang terpaksa mengungsi ke ribuan titik lokasi pengungsian. "Pengungsi terdiri dari 187.889 laki-laki dan 229.640 perempuan."
Menurut Sutopo, para pengungsi masih memerlukan banyak bantuan berupa makanan dan logistik lain. Saat ini, kata dia, bantuan logistik belum terdistribusi lancar dan merata ke semua titik pengungsian. "Diperkirakan mereka masih cukup lama akan berada di pengungsian sambil menunggu perbaikan rumah."
Dari data sementara BNPB, gempa Lombok juga mengakibatkan sebanyak 71.962 rumah rusak yang terdiri dari 32.016 rusak berat, 3.173 rusak sedang, dan 36.773 rusak ringan. Sebanyak 671 unit fasilitas pendidikan dan 52 unit fasilitas kesehatan juga rusak.
Sumber: Tempo