SUKABUMIUPDATE.com - Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG Badan Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral meminta pemerintah daerah mensosialisasikan pembangunan rumah tahan gempa bagi masyarakat seusai gempa Lombok. “Harus ada sosialisasi bagaimana membuat rumah,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi, PVMBG, Badan Geologi, Kementerian ESDM, Sri Hidayati di Bandung, Senin, 14 Agustus 2018.
Masyarakat harus memperhatikan bangunan yang hendak dibangun lagi. “Tidak harus mewah, sederhana tapi harus mengikuti kaidah gempa bumi.”
Menurut Sri retakan yang muncul akibat gempa Lombok wajib menjadi perhatian saat akan membangun kembali daerah yang rusak akibat gempa. “Rekahan, atau sesaran, pergeseran ini, jika nanti dibangun lagi, kemudian gempa terjadi lagi, kemungkinan akan mengalami kerusakan yang sama.”
PVMBG juga memberi masukan untuk pemerintah daerah agar merevisi rencana tata ruang dan wilayah agar keadaan ini menjadi pertimbangan membangun wilayah permukiman. Retakan dan pergeseran vertikal menjadi bukti keberadaan sesar.
Tim Tanggap Darurat sempat menelusuri jejak retakan, rekahan, dan pergeseran vertikal itu dari pantai barat Lombok Utara dan Lombok Timur. “Tidak semuanya muncul ke permukaan. Kita coba telusuri,” kata dia.
Tim juga sempat menyusun peta intensitas goncangan akibat gempa Lombok. Lokasi intensitas goncangan paling besar setara VIII MMI berada di Desa Kayangan. “Di Desa Kayangan ini memang lokasi kerusakannya paling berat,” kata Sri.
Sri mengatakan sumber gempa diperkirakan akibat bergeraknya Sesar Naik Busur Flores yang memicu bergeraknya zona lemah di Lombok Utara tersebut. “Patahan Busur Belakang Flores itu bergerak membuat ini pecah. Di situ dulu mungkin sudah ada, tapi karena dipicu pergerakan di atasnya, ini (Sesar Naik Lombok Utara) muncul,” kata dia.
Sumber: Tempo