SUKABUMIUPDATE.com - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo mengatakan salah satu alasan partainya mundur dari koalisi Prabowo Subianto sudah diungkapkan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief.
"Saya kira sudah tahu ya apa yang dikemukakan Wasekjen kami Andi Arief bahwa memang terjadi sesuatu," kata Roy di rumah Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Jalan Mega Kuningan Timur VII, Jakarta Selatan, Jumat 10 Agustus 2018.
Andi Arief sebelumnya menyebut Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo sebagai jenderal kardus. Andi menyampaikan itu pada malam sebelum pengumuman cawapres. "Jenderal kardus punya kualitas buruk. Kemarin sore bertemu Ketum Demokrat dengan janji manis perjuangan. Belum dua puluh empat jam mentalnya jatuh ditubruk uang Sandi Uno untuk meng-entertain PAN dan PKS," kata Andi Arief melalui akun Twitternya @AndiArief_, Rabu, 8 Agustus 2018 pukul 21.50 WIB.
Andi Arief juga menuding Sandiaga menggelontorkan uang Rp 1 triliun untuk Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) dengan jatah masing-masing Rp 500 miliar. Tudingan ini telah dibantah oleh sejumlah politikus Partai Gerindra. Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menyanggah menerima uang dari Sandiaga. Dia menyebut tudingan itu merupakan kabar bohong alias hoaks dan tidak diperlu digubris.
Roy Suryo mempersilakan sejumlah pihak yang meragukan cuitan Andi Arief. Namun, Roy membela bahwa Andi memiliki dasar untuk melakukan itu. "Ada yang katakan hoax biarkanlah nanti hukum yang bicara, fakta yang bicara karena Mas Andi Arief saya kira punya dasar melakukan," kata dia.
Yang jelas, kata Roy Suryo, Partai Demokrat sudah menjalin komunikasi sebulan terakhir yang baik dengan Gerindra, khususnya dengan Prabowo. "Tetapi yang kami khusus satu kamar saja tetapi tiba-tiba ada informasi di seberang melakukan komunikasi dengan banyak kamar. Itu kan tidak pas, tidak elok. Etika berpolitik yang diajarkan SBY itu mengajarkan kita clear," ujarnya.
Sumber: Tempo