SUKABUMIUPDATE.com - Sejumlah ekonom angkat bicara menanggapi keputusan Joko Widodo atau Jokowi menggandeng Maruf Amin sebagai calon wakil presidennya. Keputusan itu diyakini bakal mempengaruhi sentimen pasar terkait prospek perekonomian Indonesia dalam beberapa waktu ke depan.
"Dengan terpilihnya Pak Maruf Amin sebagai cawapres Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo) diharapkan akan mendukung solidnya koalisi Jokowi, sehingga dapat meningkatkan peluang Pak Jokowi untuk melanjutkan masa jabatannnya menjadi dua periode," kata ekonom Bank Permata Josua Pardede saat dihubungi, Kamis, 9 Agustus 2018.
Hal tersebut, kata Josua, mengindikasikan bahwa kebijakan perekonomian diperkirakan cenderung tidak mengalami perubahan yang signifikan. Ia juga menyampaikan harapan pelaku pasar soal hal tersebut.
"Harapan pelaku pasar adalah bagaimana keberlanjutan dunia usaha dan stabilitas pasar keuntungan dapat dipertahankan mengingat persepsi investor global cenderung positif bagi pemerintahan saat ini," tutur Josua.
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan terpilihnya Maruf Amin sebagai cawapres Jokowi ada positif dan negatifnya. "Positifnya sosok cawapres Jokowi yang berasal dari MUI dan NU mampu menciptakan stabilitas karena isu SARA bisa diredam," kata Bhima.
Namun, menurut Bhima, pelaku pasar awalnya berharap sosok pendamping Jokowi berasal dari tokoh yang berpengalaman di bidang ekonomi, birokrat, akademisi atau pengusaha. Karena menurut Bhima permasalahan ekonomi saat ini tidak kalah urgent dengan persoalan identitas dan kebhinekaan.
Menurut Bhima, pelemahan kurs rupiah, tekanan daya beli, kondisi global yang dinamis dan loyonya kinerja ekspor mendesak untuk dicari solusinya. Oleh karena itu dengan terpilihnya Maruf Amin, Bhima menilai Presiden perlu tim ekonomi yang lebih kuat di 2019.
"Kalangan ekonom akan jadi backup siapapun presiden yang terpilih di 2019. Akan ada persaingan sengit antar ekonom sebagai menteri teknis sampai penasihat presiden terpilih," ujar Bhima menanggapi keputusan Jokowi tersebut.
Sumber: Tempo