SUKABUMIUPDATE.com - Majelis Tinggi Partai Demokrat rencananya akan menggelar sidang untuk menentukan arah koalisi pada pemilihan presiden (pilpres) 2019, pada Jumat pagi ini, 10 Agustus 2018. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief mengatakan partainya tak cocok dengan Partai Gerindra. Sementara itu, partai-partai koalisi
Melalui akun Twitternya, Andi Arief mengungkapkan alasannya. "Karena Prabowo dalam menentukan cawapresnya dengan menunjuk orang yang mampu membayar PKS dan PAN. Ini bukan DNA kami." Andi Arief mencuit melalui akun Twitternya @AndiArief_, Rabu, 8 Agustus 2018 pukul 21.50. Ketika dikonfirmasi wartawan, Andi mempersilakan cuitannya untuk dikutip.
Orang yang dituding Andi mampu membayar PKS dan PAN adalah Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno. Prabowo memutuskan maju bersama Sandiaga di pilpres 2019. Andi Arief bahkan menyebut Prabowo sebagai jenderal kardus pada malam sebelum pengumuman cawapres.
"Jenderal kardus punya kualitas buruk. Kemarin sore bertemu Ketum Demokrat dengan janji manis perjuangan. Belum dua puluh empat jam mentalnya jatuh ditubruk uang Sandi Uno untuk meng-entertain PAN dan PKS." Andi Arif mencuit lagi.
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy mengatakan partai koalisi Jokowi sudah menutup peluang bergabung untuk Partai Demokrat. Romy, sapaan akrab Romahurmuziy, menceritakan bahwa koalisi Jokowi sudah memberikan kesempatan kepada Demokrat sebelum pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan para petinggi partai koalisi di restauran Plataran Menteng, Jakarta Pusat, pada Kamis, 9 Agustus 2018.
"Kami sudah memberi kesempatan sampai dengan tadi, sebelum di sini kami membahasnya dalam kesempatan yang lebih terbatas," kata Romy di Plataran Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 9 Agustus 2018.
Romy mengungkapkan ada komunikasi terakhir dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, sebelum petinggi partai koalisi bertemu Jokowi. Namun, hingga pukul 14.00, koalisi belum mendapatkan sinyal dari Demokrat untuk bergabung.
Sumber: Tempo