SUKABUMIUPDATE.com - Seorang guru di Kota Bekasi, Robiatul Adawiyah, memutuskan tak melanjutkan kerja sama dengan yayasan yang menjadi induk dari sekolah tempatnya mengajar. Robiatul adalah guru yang mengalami pemecatan lewat aplikasi percakapan di handphone hanya karena pilihan berbeda di pilkada serentak lalu.
“Saya memilih mencari lembaga pendidikan lain untuk mengajar," kata Robia di kediaman di Kampung Cakung RT 1 RW 3, Kelurahan Jatisari, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jumat 30 Juni 2018.
Keputusan itu menyusul pernyataan yayasan yang menganggapnya tak lagi satu visi-misi, dan gerakan. Pernyataan disampaikan seorang pengurus yayasan dalam percakapan di grup Whatsapp dan salinan layarnya viral di media sosial.
Robia menambahkan, pemecatan secara sepihak itu telah diselesaikan secara kekeluargaan. Namun perempuan berusia 28 tahun itu kukuh pada keputusannya yang menolak kembali.
Sejauh ini, Robia mengaku belum menentukan pilihan lembaga pendidikan yang bakal dituju. Ia mengatakan, masih ingin istirahat dan meminta surat keterangan pernah bekerja di Yayasan Daarunnajaat Maza, induk Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Darul Maza tempatnya mengajar selama ini.
“Sebetulnya banyak orang tua menginginkan saya bertahan, tapi ini sudah menjadi keputusan saya,” kata dia.
Ia mengatakan, dalam kasus itu Robiah menganggap telah dipecat meskipun hanya melalui grup whatsapp yayasan. Karena itu, Robia enggan dianggap mengundurkan diri dari Yayasan Daarunnajaat Maza yang berada tak jauh dari kediamannya itu.
"Sudah tidak ada hubungan lagi dengan yayasan, kami juga tidak ingin memperlebar lagi masalah dengan yayasan," kata dia.
Pemecatan bermula dari uanggahan status di whatsapp. Ia menuliskan ucapan selamat atas kemenangan pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum versi hitung cepat pada Rabu malam 27 Juni 2018. Status itu disertai dengan pemasangan fotonya bersama Ridwan Kamil.
Rupanya, unggahan status itu direspon oleh Kepala Sekolah SDIT Darul Maza. Menurut dia, respon tersebut dilakukan di dalam grup whatsapp yayasan, dimana di dalam grup itu ada pengurus, berserta guru-guru baik TK, SD, hingga SMP. Adapun respon yang diberikan adalah memberikan ucapan selamat bahwa jagoannya di dalam Pilkada Jawa Barat dan Kota Bekasi menang.
Seorang pengurus yayasan yang dipanggil ustaz menyahutinya. Robiah diminta mencari lembaga pendidikan lain karena dianggap tidak sejalan dengan visi dan misi sekolah. Alasannya, yayasan telah menentukan arahan dalam Pilkada Jawa Barat maupun Kota Bekasi.
Sumber: Tempo