SUKABUMIUPDATE.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad bertemu di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada hari ini, Jumat, 29 Juni 2018. Selain membahas hubungan kerja sama, dua tokoh ini terlibat diskusi mengenai pemilihan umum dan sistem demokrasi.
Mahathir berujar sistem demokrasi memang memiliki masalah. Ia mencontohkan di negara-negara yang baru menerapkan demokrasi masih banyak pihak yang tidak bisa menerima kekalahan.
Menurut Mahathir, pihak-pihak seperti itu, jika mengalami kekalahan dalam pemilihan umum, pasti akan menggelar demonstrasi besar hingga memicu huru-hara. "Mereka cuma ingin menang, gak mau kalah sama sekali," katanya saat konferensi pers bersama Jokowi di Istana Bogor.
Sebaliknya, jika demokrasi diamalkan dengan baik maka akan terbangun suasana yang rukun. "Yang kalah harus terima kekalahan dan tidak menimbulkan masalah. Sehingga pemilu yang diadakan sekali dalam lima atau empat tahun ke depan itu hal yang terbaik," ucapnya.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pihak Malaysia menilai demokrasi di Indonesia sudah maju. Salah satu indikatornya terlihat dari penyelenggaraan pemilihan kepala daerah serentak di 171 daerah yang berlangsung Rabu kemarin.
"Pada saat para pemimpin duduk ini biasanya beliau-beliau membandingkan catatan (tentang) tantangan di sana apa, tantangan di sini apa, dan kemudian saling belajar satu sama lain," kata Retno.
Sumber: Tempo