SUKABUMIUPDATE.com - Ketegangan mewarnai rumah Saifullah Yusuf alias Gus Ipul, calon Gubernur Jawa Timur yang diusung PDIP, ketika angka-angka hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei mulai bergerak pada Rabu, 27 Juni 2018. Suasana semakin tegang ketika sejumlah lembaga survei mengunggulkan Khofifah Indar Parawansa, lawan Gus Ipul, yang diusung oleh Golkar.
Waktu menunjukan pukul 17.00, ketika mimpi buruk itu datang di rumah yang terletak di Perumahan The Gayungsari X Nomor 30, Surabaya itu. Angka-angka quick count sejumlah lembaga survei tidak beranjak. Khofifah yang berpasangan dengan Emil Dardak terus unggul. Sementara Gus Ipul yang berpasangan dengan Puti Guntur Soekarno hanya mengekor di belakang Khofifah.
Hasil hitung cepat Poltracking, misalnya, hingga pukul 17.00, menyebutkan Khofifah-Emil mendapat 54,15 persen suara sedangkan Gus Ipul-Puti Guntur 46,85 persen. Sementara itu, LSI memperlihatkan perolehan suara Khofifah-Emil 54,46 persen dan Gus Ipul-Puti Guntur 46, 54 persen.
Meredupnya perolehan suara Gus Ipul-Puti turut membuat suasana kediaman wakil gubernur dua periode itu seolah ikut temaram. Sejumlah tokoh yang semula berkumpul di rumah luas bercat putih itu, antara lain Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Ahmad Basarah, Ketua PDIP Jawa Timur Kusnadi, Ketua PKB Jawa Timur Halim Iskandar dan Puti Guntur, satu per satu pergi.
Di Jakarta, Kantor Dewan Pimpinan Pusat PDIP sepi sejak Rabu pagi, 27 Juni 2018. Ketika beberapa partai seperti Golkar, Demokrat, dan NasDem menggelar nonton bareng hitung cepat atau quick count pilkada serentak, kantor pusat PDIP di bilangan Menteng nampak adem ayem. Bahkan Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri tidak nampak.
Keberadaan petinggi PDIP baru terpantau pada Rabu sore. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto datang ke kantor pusat sendirian. Hasto mengatakan dia baru saja dari rumah Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, untuk memantau quick count. Menurut Hasto, Megawati juga ada di rumahnya.
Hasto mengatakan Megawati menitipkan pesan kepada dia terkait pilkada serentak. "Jangan korbankan persatuan dan kesatuan hanya demi kekuasaan. Itu pesan Ibu Mega sejak pagi sampai melihat hasil quick count tadi," kata Hasto di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat pada Rabu, 27 Juni 2018.
Pilkada serentak 2018 kali ini bisa dibilang menjadi mimpi buruk bagi PDIP. Berdasarkan quick count Pilkada 2018 sejumlah lembaga survei, PDIP kalah di 11 provinsi dari 15 provinsi. Sebagai catatan tidak ada lembaga survei yang menggelar quick count di Maluku Utara dan Papua.
PDIP hanya menang di empat daerah yaitu Pilgub Jawa Tengah, Bali, Sulawesi Selatan dan Maluku. Sedangkan pasangan calon yang diusung PDIP kalah di sejumlah provinsi di antaranya, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, bahkan Jawa Timur.
Padahal, Megawati pernah "mengancam" akan memecat pengurus partai di daerah yang kalah dalam pemilihan. "Siapa yang daerahnya tidak menang akan saya pecat semuanya," kata Megawati saat memberikan pengarahan dalam apel siaga di Stadion Manahan Solo, Jumat 11 Mei 2018.
Dia juga meminta agar para legislator ikut mengamankan daerah pemilihannya masing-masing. Mereka harus langsung turun untuk bekerja demi mendulang suara. "Yang dapilnya kalah juga dipecat," katanya. Yang terjadi kemudian, meski masih hasil hitung cepat, PDIP kalah di mayoritas pemilihan gubernur.
Ketua PDIP Jawa Timur Kusnadi enggan menanggapi soal pemecatan yang disampaikan oleh Ketua Umum PDIP Megawati ini. "Tidak ada itu," kata dia sambil keluar dari rumah Gus Ipul.
Sementara itu, seusai memantau quick count bersama Megawati, Sekjen PDIP Hasto mengatakan partainya masih menunggu hasil resmi dari KPU. "Tunggu rekapitulasi resmi KPU," kata Hasto.
Sumber : Tempo