SUKABUMIUPDATE.com - Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror kembali menangkap 13 terduga teroris di sejumlah daerah. Kepala Kepolisian RI, Jenderal Tito Karnavian, mengatakan penangkapan tersebut dilakukan lantaran mereka diduga akan melakukan tindakan teror menjelang pelaksanaan pemilihan calon kepala daerah serentak 2018.
“Pergerakan mereka sudah terdeteksi dan sudah dilakukan tindakan dini dengan penangkapan,” kata dia di Mabes Polri, Senin, 25 Juni 2018.
Pemilihan kepala daerah berlangsung besok di 171 daerah. Sebanyak 17 provinsi akan memilih calon gubernur, 39 kota akan memilih calon wali kota dan wakil wali kota, dan 115 kabupaten bakal memilih calon bupati dan wakil bupati. Kepolisian sejak awal memang tengah mengantisipasi munculnya tindakan teror jelang pilkada serentak 2018.
Tito menolak menjelaskan secara detail wilayah penangkapan dari 13 terduga teroris tersebut. Ia juga enggan membeberkan sasaran daerah teror para terduga teroris dengan alasan keamanan. Meski begitu, kepolisian memastikan akan terus melakukan pencegahan.
“Saat ini tim masih bekerja untuk melakukan upaya pencegahan dini jika ada gerak-gerik yang mencurigakan,” kata Tito.
Menurut Tito, para terduga teroris memang menargetkan perencanaan teror pada momen pilkada serentak 2018. Sebab, kata dia, para pelaku teror seperti anggota Jamaah Ansharud Daulah menganut ideologi yang menolak sistem demokrasi.
Ia menilai para terduga teroris akan meyakini bahwa pesta demokrasi adalah syirik karena sistem tersebut dibangun oleh manusia. Namun dia mengimbau masyarakat tak perlu khawatir untuk datang menggunakan hak suara di tempat pemungutan suara karena pencegahan dilakukan ketat.
Juru bicara Mabes Polri, Inspektur Jenderal Setyo Wasisto, sebelumnya mengatakan antisipasi sudah dilakukan dengan memperkuat kerja sama antara kepolisian daerah dan Densus 88 Antiteror. Dia mengatakan rentetan penangkapan terduga teroris pada momen Idul Fitri tahun ini juga merupakan bentuk antisipasi teror menjelang pilkada. “Polda dan Densus akan bersinergi untuk mengawasi (pergerakan terduga teroris) yang ada di wilayah,” ujar dia.
Adapun Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meyakini penyelenggaraan pilkada serentak 2018 bakal berjalan lancar dan aman. Sebab, tak ada koalisi nasional serta perbedaan antara partai religius dan nasional yang mencolok. “Faktor lainnya adalah pengamanan dari kepolisian dan TNI,” kata dia.
Sumber: Tempo