SUKABUMIUPDATE.com - Banjir bandang yang menerjang empat dusun di Banyuwangi, Jawa Timur, meninggalakan lumpur setinggi satu meter lebih di permukiman penduduk. Selain itu tumpukan lumpur juga menutup akses jalan Banyuwangi menuju Jember.
"Sekarang tim masih melakukan pengerukan lumpur, hari ini difokuskan pengerukan di jalan Banyuwangi-Jember," ujar Eka Muharam Kepala Badang Penanggulangan Bencana Daerah Banyuwagi saat dihubungi, Sabtu 23 Juni 2018.
Eka menargetkan pengerukan di jalan selesai hari ini agar tidak menganggu arus balik lebaran. Saat ini pihak kepolisian sudah melakukan rekayasa lalu lintas untuk mengalihkan arus balik.
Eka menyebutkan tinggi sedimen lumpur yang menutupi jalan mencapai 50 hingga 60 sentimeter. "Ketebalan lumpur yang di jalan 50-60 sentimeter," ujarnya.
Sedangkan ketebalan lumpur di pemukiman dan rumah penduduk mencapai 1,2 meter. Penggerukan, kata Eka, akan difokuskan pada Ahad besok, lantaran tim dan alat yang dipergunakan diefektifkan untuk pengerukan di jalan.
Eka menyebutkan, ada empat dusun yang terkena timbunan lumpur di desa Alasmalang, yaitu Dusun Garit, Karang Asem, Wonorekso, dan Bangunrejo. "Pengerukan di permukiman sudah dimulai dengan manual, namun efektifnya besok," katanya.
Data sementara Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB) banjir bandang yang menerjang Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur telah merusak 328 rumah, dengan rincian sebanyak 23 unit rumah rusak berat, 80 unit rumah rusak sedang, dan 225 unit rumah rusak ringan. Selain itu banjir juga merusak area pertanian wilayah Badeng sekitar 1.721 hektare. Sebanyak 150 jiwa terpaksa mengungsi di pos penampungan.
Banjir bandang terjadi pada Jumat pagi, banjir terjadi sepanjang Sungai Badeng, Sungai Binau, dan Sungai Kumbo.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan banjir bandang disebabkan oleh longsor yang terjadi di lereng Gunung Raung pasca diterpa hujan deras sejak Kamis malam hingga Jumat pagi, 22 Juni 2018.
Longsor tersebut kata Sutopo disertai dengan pohon tumbang di hutan lereng Gunung Raung. Material longsor dan kayu gelondongan kemudian menyumbat arus sungai dan aliran permukaan hingga volume air meningkat.
Sumber: Tempo