SUKABUMIUPDATE.com - Kepolisian Republik Indonesia kembali menangkap sejumlah terduga teroris seputar hari raya Idul Fitri tahun ini. Pada Senin, 18 Juni 2018, tim Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap empat terduga teroris di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Komisaris Besar Syahar Diantono, mengatakan keempat terduga teroris berinisial R, MN, F, dan FT alias FM. “Kami menduga mereka terkait dengan jaringan sel-sel ISIS,” kata dia di Mabes Polri, Rabu, 20 Juni 2018.
Menurut Syahar, empat orang yang disinyalir terafiliasi dengan kelompok radikal ISIS tersebut berasal dari Riau dan Makassar. Dari hasil penangkapan itu, tim Densus 88 Antiteror menyita beberapa barang bukti seperti dompet, telepon seluler, kartu tanda penduduk, dan sejumlah barang pribadi milik terduga teroris lainnya. Berdasarkan pemeriksaan sementara, kata dia, keempat terduga teroris tersebut menjalin komunikasi melalui media sosial Telegram.
Syahar menuturkan, keempat terduga teroris saat ini sudah dibawa ke Markas Brimob Polda Jawa Barat dan Polda Jawa Tengah untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. “Kami masih terus cari apakah mereka terkait juga dengan jemaah Ansharud Daulah,” kata dia.
Sebelumnya, tim Densus 88 Antiteror juga menangkap lima terduga teroris di Blitar, Jawa Timur. Mereka adalah AR, MSZ, NH, HW, dan K. Dalam penangkapan yang dilakukan pada 13 Juni lalu itu, polisi menemukan barang bukti berupa buku tentang jihad, satu pucuk senjata berjenis five-seven (FN), dan delapan peluru kaliber 9 milimeter. “Dari hasil pemeriksaan sementara, mereka yang ditangkap tergabung dalam jaringan JAD wilayah Blitar,” kata juru bicara Kepolisian Daerah Jawa Timur, Komisaris Besar Frans Barung Mangera.
Masih pada hari yang sama, Frans mengatakan, tim Densus 88 Antiteror menangkap satu orang terduga teroris berinisial Z. Menurut dia, penangkapan terhadap Z dilakukan di kediamannya di Karanganyar, Jawa Tengah, sekitar pukul 19.30. Adapun Z saat ini sudah ditahan untuk dimintai keterangan ihwal keterkaitannya dengan kelima terduga teroris yang ditangkap di Blitar.
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, mendukung penuh upaya kepolisian dalam menangkap sejumlah terduga teroris. Ia mengatakan penangkapan tersebut tetap akan dilakukan meski dalam momen Lebaran. “Tindakan terorisme tidak bisa kami biarkan. Pemerintah dan aparat harus menjaga stabilitas nasional,” kata dia.
Pengamat terorisme, Nasir Abbas, menilai rentetan penangkapan terduga teroris tersebut sebagai imbas dari penyerangan yang terjadi di Mako Brimob pada Mei lalu. Menurut dia, langkah polisi sudah tepat dengan menangkap orang-orang yang diduga memiliki rencana teror. “Agar barang bukti segera disita sebelum mereka melakukan tindakan teror,” ujar dia.
Sumber: Tempo