SUKABUMIUPDATE.com - Alumnus Universitas Riau, ZM, yang ditangkap Densus 88 Antiteror, pernah memperlihatkan bom ukuran kecil kepada temannya di Sekretariat Mapala Fisip Unri. ZM bahkan pernah meledakkan bom-bom kecil itu.
"Pernah dia lihatkan bom ukurannya sebesar jari kelingking," ucap seorang sumber Tempo di kampus Universitas Riau, Sabtu, 2 Juni 2018.
Sumber yang tak mau diungkap identitasnya itu mengatakan bom dirakit sendiri oleh ZM. Ia bahkan sempat melarang pelaku untuk membawa bom itu ke kampus. Namun teguran itu hanya dianggap bercanda oleh pelaku. "Ledakannya lebih besar daripada mercon," ujarnya.
ZM merupakan alumnus Jurusan Pariwisata Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau. Selama berkuliah, ia aktif berorganisasi di Mapala Fisip. ZM dikenal sebagai sosok yang suka bergaul dan bercanda.
Namun perubahan sikap terjadi sejak setahun belakangan. ZM kerap kali memperdebatkan hukum di Indonesia yang dibuat manusia. "Sejak mulai belajar agama, dia suka berdebat," tuturnya.
ZM bersama dua orang lain, yaitu BM, alumnus Jurusan Administrasi Publik angkatan 2005, dan ED, alumnus Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2005, ditangkap Densus 88 Antiteror di Gelanggang Mahasiswa Fisip Unri pada Jumat, 1 Juni 2018.
ZM disebut berperan merakit bom. Melalui media sosial Instagram, ZM juga diduga menyebarkan ajakan melakukan amaliah dengan bom bunuh diri.
Rektor Universitas Riau Aras Mulyadi mengutuk keras adanya rencana aksi teror yang dilakukan tiga alumnus tersebut.
"Kami dari sivitas akademika sangat menyayangkan dan mengutuk keras adanya kegiatan yang mengarah pada peledakan bom," kata Aras, Sabtu, 2 Juni 2018.
Aras mengaku, selama ini, tidak ada hal mencurigakan di dalam kampus, apalagi adanya kegiatan yang mengarah pada tindakan terorisme. Padahal sebenarnya, ucap Aras, alumnus tidak diperbolehkan mendiami sekretariat kampus karena bukan bagian dari pengurus organisasi mahasiswa.
Sumber: Tempo