SUKABUMIUPDATE.com - Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap tiga terduga teroris di gelanggang mahasiswa Universitas Riau (Unri) Sabtu, 2 Juni 2018. Salah seorang pelaku berinisial MZ sempat membuat grup WhatsApp berjudul 'Belajar Agama dengan Membaca'. "Dia undang kami ke dalam grup itu," kata rekan MZ yang meminta namanya tidak disebutkan, Sabtu malam.
Sumber Tempo mengatakan grup itu dibuat Sabtu sekitar pukul 02.00. Ada banyak orang tergabung dalam grup itu. "Sebagian ada yang saya kenal, banyak juga yang tidak kenal," ujarnya.
Tempo sempat memantau grup WhatsApp yang sempat memosting artikel keagamaan lengkap dengan tulisan berbahasa Arab itu. Namun tidak ada yang mengomentari postingan tersebut. Rekan MZ mengaku tidak menghiraukan undangan grup itu. "Saya geleng-geleng saja, grup apa lagi ini," ujarnya.
<iframe id="google_ads_iframe_/14056285/tempo.co/desktop_nasional_inarticle_0" style="font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; font-stretch: inherit; font-size: inherit; line-height: inherit; font-family: inherit; vertical-align: bottom; border-width: 0px; padding: 0px; margin: 0px;" title="3rd party ad content" name="google_ads_iframe_/14056285/tempo.co/desktop_nasional_inarticle_0" width="1" height="1" frameborder="0" marginwidth="0" marginheight="0" scrolling="no"> </iframe> MZ merupakan alumni jurusan Pariwisata Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unri. Selama kuliah, ia aktif berorganisasi organisasi pecinta alam. MZ dikenal sebagai sosok yang suka bergaul dan bercanda. Namun perubahan sikap terjadi sejak setahun belakangan. MZ kerap kali memperdebatkan hukum di Indonesia yang dibuat oleh manusia. "Sejak mulai belajar agama, dia suka berdebat," katanya.
Sebelumnya polisi menangkap tiga terduga teroris di kampus Unri. Mereka adalah MZ; BM, alumnus jurusan Administrasi Publik angkatan 2005; dan ED, alumnus jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2005. MZ disebut berperan merakit bom. Melalui media sosial Instagram, MZ juga diduga menyebarkan ajakan melakukan amaliah dengan bom bunuh diri.
Rektor Unri Aras Mulyadi mengutuk keras adanya rencana aksi teror yang dilakukan tiga alumnus tersebut. Aras mengaku selama ini tidak ada hal mencurigakan di dalam kampus, apalagi adanya kegiatan yang mengarah pada tindakan teroris. "Kami dari civitas akademika sangat menyayangkan dan mengutuk keras adanya kegiatan yang mengarah pada peledakan bom," ujar Aras.
Kepala Kepolisian Daerah Riau Inspektur Jenderal Nandang menyebutkan tiga terduga teroris yang ditangkap di gelanggang mahasiswa Universitas Riau berencana melakukan aksi peledakan di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Riau dan DPR RI. Tim Densus 88 Antiteror berhasil mengamankan 4 buah bom aktif siap ledak dari tangan pelaku.
"Kami bersyukur Tuhan telah menunjukkan kepada kita untuk memberikan pertolongan supaya tidak ada lagi korban kemanusiaan karena perbuatan teroris ini," kata Nandang.
Sumber: Tempo