SUKABUMIUPDATE.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyatakan sejumlah unsur untuk mendorong magma Gunung Merapi keluar ke permukaan saat ini sudah terbuka lebar. Unsur itu berupa terbukanya saluran sumbat lava akibat erupsi pada 11 Mei 2018 sebagai jalan keluar magma.
“Magma Merapi saat ini masih sedang dalam perjalanan ke permukaan atau menuju atas (untuk erupsi), masalahnya belum bisa diketahui sudah sampai mana perjalanan magma itu,” ujar Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG Yogyakarta Agus Budi Santoso ditemui di kantornya, Kamis 31 Mei 2018.
Agus berharap bisa segera mendapatkan tanda-tanda untuk mengetahui waktu keluarnya magma dari Gunung Merapi. “Kami berharap saat magma mau bergerak ke atas itu, deformasi Merapi mengalami perubahan dan pencatat seismic memberi tanda,” ujar Agus.
Menurut dia, peningkatan aktivitas Gunung Merapi saat ini dinilai lebih sulit dibanding saat erupsi pada 2006 dan 2010. Aktivitas erupsi magmatik saat itu langsung terjadi tanpa diiiringi erupsi freatik. “Yang bisa dijadikan panduan melihat erupsi saat ini hanya tingkat gempa hembusan yang sangat mencolok, terutama setelah letusan minor 24 Mei 2018,” ujarnya.
Pelepasan gas sulfurdioksida Gunung Merapi terus meningkat seusai letusan terakhir pun, kata Agus, menunjukkan adanya suplai gas besar yang dihasilkan intensif oleh magma di kedalaman. “Meningkatnya pelepasan gas yang intens sekarang juga dipicu sumbat yang sudah hilang atau lebih tipis,” ujarnya.
Agus menambahkan setelah letusan terakhir pada 24 Mei 2018 belum terjadi erupsi susulan selama sepekan terakhir. Namun, aktivitas vulkanik Gunung Merapi sebenarnya masih sangat tinggi. Menurut dia, aktivitas ini ditandai dengan tingginya tingkat kegempaan baik hembusan dan guguran yang tak bisa dilihat kasat mata oleh masyarakat.
Sumber: Tempo