SUKABUMIUPDATE.com - Ratusan karyawan PT Garuda Indonesia dari pilot dan non pilot menggelar rapat persiapan mogok kerja, Rabu malam ini, 30 Mei 2018.
Ketua Harian Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia (Sekarga) Tomy Tampati mengatakan rapat Rabu malam adalah tindak lanjut dari tuntutan mereka yang hingga kini tidak digubris pemerintah. "Kami sudah memberikan waktu satu bulan, sampai saat ini tidak ada respons dari pemerintah, ya sudah kami akan mogok," katanya saat dihubungi Tempo.
Rapat konsolidasi mogok karyawan Garuda ini digelar di gedung Asosiasi Pilot Garuda Indonesia mulai pukul 17.00 hingga 21.00. Menurut Tommy, ratusan pilot dan non pilot hadir dalam rapat internal ini.
Tommy mengatakan ada beberapa poin utama yang dihasilkan dalam rapat ini yaitu penentuan waktu dan tanggal aksi mogok serta lamanya waktu mogok. "Kapan mogoknya nanti akan kami sampaikan, yang pasti waktunya lebih lama bisa lebih dari sepekan," katanya.
Tuntutan karyawan Garuda Indonesia, menurut Tommy, masih sama di antaranya adalah perbaikan managemen dan copot
Linggarsari Suharso dari jabatannya sebagai Direktur Personalia Garuda.
Menurut Tommy, Direksi Garuda telah gagal mengelola perusahaan. "Ini sudah kami ingatkan dan masih terjadi," kata Tomy.
Tomy mengatakan kegagalan tersebut terkait dengan perubahan sistem penjadwalan kru yang berimbas pada pembatalan dan penundaan penerbangan. "Hal ini berpengaruh pada layanan Garuda, banyak penerbangan delay dan terjadi penurunan kualitas," ucapnya.
Selain itu, menurut Tomy, jabatan Direktur Direktur Personalia juga dikeluhkan karyawan. Menurut Tomy, direktur tersebut banyak mengeluarkan kebijakan yang bertentangan dengan perjanjian kerja. "Sehingga menimbulkan perselisihan dan berakibat suasana kerja tidak kondusif," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Sekarga Ahmad Irvan Nasution di Resto Pulau Dua, Jakarta, Rabu, 2 Mei 2018 mengatakan tuntutan pencopotan tersebut disebabkan perilaku Linggarsari dianggap tidak mumpuni untuk mengemban tanggung jawab sebagai salah satu direktur di Garuda. “Yang jelas, kurangi jumlah direksi dan direktur personalia diganti,” tuturnya.
Hubungan tidak harmonis antara Linggarsari dan karyawan Garuda, kata Ahmad, disebabkan kebijakan kekaryawanan yang dibuat tidak didiskusikan lebih dulu dengan perwakilan karyawan. Sekarga menganggap Linggarsari tidak layak menjadi salah satu pemimpin di Garuda.
Menanggapi ancaman mogok kerja karyawan Garuda, Linggarsari, dalam keterangan tertulisnya pada awal Mei, mengatakan membuka ruang diskusi antara karyawan dan direksi atas permasalahan ini. “Pada prinsipnya, kami membuka ruang seluas-luasnya kepada rekan Sekarga dan APG untuk berdiskusi dan bermusyawarah,” ujar Direktur Personalia Garuda tersebut.
Sumber: Tempo