SUKABUMIUPDATE.com - Universitas Islam Bandung (Unisba) mencatat sedikitnya 30 orang pelaku perjokian pada seleksi masuk Fakultas Kedokteran akhir pekan lalu. Berdasarkan pengakuan empat pelaku yang tertangkap, tiap joki mendapat bayaran Rp 4 juta. Joki yang semuanya berstatus mahasiswa itu berdatangan dari Jakarta dan Purwokerto.
Wakil Rektor Unisba Atep Harist Nu'man mengatakan, pihaknya telah membongkar jaringan itu dari hasil interogasi dan komunikasi antar joki di grup media sosial. "Kami periksa dan telusuri isi percakapan, ada dua grup joki itu," katanya di Gedung Rektorat Unisba, Rabu sore, 23 Mei 2018.
Grup pertama terkait dengan jaringan joki yang berasal dari Purwokerto. Dari grup kedua yang lebih banyak anggotanya, diduga menjadi wadah penampung joki dan pesanan kerjanya. Sebagian joki di grup itu berasal dari Jakarta.
Sekitar dua sampai tiga hari menjelang tes masuk gelombang kedua yang berlangsung 19-20 Mei 2018, para joki mulai berdatangan. "Sebagian besar menginap di sebuah hotel di Bandung," kata Harits.
Koordinator joki menurutnya menyewa sepuluh kamar, masing-masing berisi tiga orang. Posisi kamarnya berdampingan dalam satu lorong. "Penghasilan bersihnya Rp 4 juta per orang," ujar Harits.
Sementara ini diketahui jumlah joki yang terlibat dalam tes masuk gelombang kedua di Unisba itu 30 orang. Sebanyak 25 orang di antaranya menyusup di antara peserta ujian masuk Fakultas Kedokteran Unisba yang total berjumlah 550 orang pendaftar tes.
Para joki disebutkan terdiri dari tujuh orang lelaki, selebihnya perempuan. Sebagian telah diketahui sebagai mahasiswi dari sebuah perguruan tinggi di Jawa Tengah, juga kampus swasta.
Panitia ujian dan pihak kampus menangkap empat pelaku yang semuanya mahasiswi. Mereka telah diserahkan disertai laporan ke Kepolisian Resor Kota Bandung. "Karena joki adalah kejahatan akademik," ujar Harits.
Sumber: Tempo