SUKABUMIUPDATE.com - Penceramah kondang Yusuf Mansur menyebut dirinya belum pantas masuk dalam daftar 200 mubaligh Kemenag. "Saya bukannya menolak rekomendasi, saya hargai. Tapi, saya merasa belum pantas masuk dalam daftar mubaligh itu," ujar Yusuf Mansur saat berkunjung ke kantor Tempo pada Selasa malam, 22 Mei 2018.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, mubalig artinya orang yang menyiarkan atau menyampaikan ajaran agama Islam atau juru dakwah. "Saya ini kan santri. Banyak yang lebih pantas daripada saya," ujar Yusuf.
Sebanyak 200 mubaligh Kemenag dirilis pada 18 Mei 2018. Menurut juru bicara Kemenag, Mastuki, ada tiga kriteria untuk merumuskan penceramah yang dianggap mempunyai kompetensi untuk memberi ceramah. Pertama, dilihat dari kualifikasi pendidikan dan pemahaman keagamaan. Kedua, mempunyai integritas dan reputasi yang baik di mata masyarakat. Ketiga, memiliki komitmen memperkuat persatuan dan kebangsaan.
“Diperlukan mubalig yang moderat untuk memperkuat komitmen kebangsaan kita,” kata Matsuki saat dihubungi Tempo pada Ahad, 20 Mei 2018.
Menurut Mastuki, tidak ada niat pemerintah mendiskriminasikan penceramah lain yang belum masuk daftar yang telah dirilis itu. Sebab, daftar nama itu merupakan data awal dari proses verifikasi yang dilakukan Kemenag bersama sejumah organisasi maupun lembaga agama lainya.
Nama-nama mubalig, kata Mastuki, masih akan bertambah, seiring dengan rekomendasi masyarakat maupun organisasi keagamaan yang akan memasukan nama untuk diverifikasi.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan bahwa daftar 200 mubaligh Kemenag yang dirilis Kementerian Agama jumlahnya masih terlalu kecil. "Dua ratus itu hanya kecil sekali itu. Itu awal saja," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa, 22 Mei 2018. JK mengaku sudah meminta Kementerian Agama membuat pola yang lebih baik, efisien, dan cepat untuk membuat daftar rekomendasi sejumlah mubaligh kepada masyarakat.
Sumber: Tempo