SUKABUMIUPDATE.com - Terduga pelaku bom di Surabaya Dita Oepriarto dan bom di Sidoarjo Anton F diketahui pernah berkunjung ke Lembaga Pemasyarakatan Tulungagung, Jawa Timur untuk membesuk narapidana teroris Noim Baasyir. Berdasarkan catatan petugas, Dita dan Anton dua kali berkunjung ke Lapas Tulungagung sebelum terjadi tragedi bom di Surabaya.
Noim Baasyir adalah adik ustad Abu Bakar Baasyir yang juga tengah mendekam di penjara keamanan maksimum di Gunung Sindur, Bogor. Namun kepada Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas Tulungagung Manap, Noim Baasyir mengaku sedih atas bom di Surabaya dan Sidoarjo yang dilakukan dua rekannya tadi. "Kok seperti itu teman-teman,” kata Manap menirukan pernyataan Noim Baasyir kepada dirinya saat ditemui wartawan, Selasa 15 Mei 2018.
Bahkan kepada Manap, Noim Baasyir meminta untuk tak terlalu risau. Noim berjanji akan membantu menjaga keamanan di dalam Lapas Tulungagung agar tak pecah huru hara seperti di Mako Brimob. Karena itulah pihak keamanan Lapas Tulungagung tak membuat perlakuan khusus kepada mereka usai pecah aksi teror.
Manan mengatakan saat ini terdapat tiga napi teroris yang berada dalam pengawasannya. Mereka adalah Dedi Fahrizal, Ridwan Sungkar, dan Noim Baasyir.
Menurut Manap, ketiga napi teroris itu kerap dikunjungi keluarganya. Bahkan anak Ridwan Sungkar selalu membesuk setiap hari pada jam kunjungan.
Sebelum menempati Lapas Tulungagung, ketiga napi teroris itu merupakan pindahan dari lapas lain. Dedi Fahrizal pindahan dari Lapas Kediri, Noim Baasyir dari Tuban. Sedangkan Ridwan Sungkar dikirim langsung dari Mako Brimob Kelapa Dua Depok.
Jika tidak ada aral melintang, Noim Baasyir akan menghirup udara bebas pada tanggal 21 Mei 2019 mendatang. Dia divonis pengadilan hukuman enam tahun penjara pada tahun 2014 silam. Selama ini Noim tergabung dalam Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) yang melakukan sejumlah aksi terorisme.
Sumber: Tempo