SUKAGUMIUPDATE.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah menuding ada operasi intelijen yang ingin memecah belah Partai Keadilan Sejahtera (PKS). “Ada upaya sistematis untuk memecah belah kami. Tapi pimpinan termakan. Karena itu sebagian terpengaruh,” kata dia melalui pesan WhatsApp, Rabu, 18 April 2018.
Fahri mengatakan hal itu untuk menanggapi beredarnya dokumen baru-baru ini. Dokumen setebal 27 halaman itu berjudul ‘Mewaspadai Gerakan Mengkudeta PKS'. Berkas itu menyatakan PKS terbelah menjadi dua kelompok, yakni kelompok Orang Sana (Osan) dan Orang Sini (Osin).
Menurut dokumen itu Osan merupakan loyalis Anis Matta (AM) yang terafiliasi dengan Fraksi Sejahtera. Sedangkan Osin disebut sebagai loyalis partai yang terafiliasi pada Fraksi Keadilan.
Disebutkan dalam dokumen Osan tengah berupaya merebut kekuasaan dengan jalan menguasai keanggotaan Majelis Syura. Karena itu strategi untuk menghadapi Osan salah satunya dengan menggagalkan pencalonan Anis Matta sebagai presiden 2019 dari PKS.
Dalam dokumen yang sama, Osan dinilai berbahaya. Mereka disebut memiliki sumber pendanaan yang kuat. Sumber dana grup ini, seperti dikutip dari dokumen, berasal salah satunya dari 9 Naga -kelompok yang kerap dikaitkan dengan para pegusaha keturunan Tionghoa-. Fahri disebut menjadi salah satu pentolan dari faksi Osan. “Itu file operasi intelijen,” kata Fahri.
Fahri membantah ada perpecahan di tubuh PKS. Dia mengakui memang ada perbedaan di antara anggota partai, namun itu tidak sampai membuat partai terbagi dalam dua kelompok. Sebaliknya, ujar dia, ada pihak ketiga yang mengolah perbedaan itu hingga memunculkan kesan ada perpecahan. “Kemudian mereka meradikalisasi dengan pemecatan dan juga isolasi,” katanya.
Fahri tidak menjawab siapa pihak ketiga yang dia maksud. Dia hanya mengatakan bahwa masalah itu menjadi kesempatan untuk introspeksi diri. Karena, menurutnya, pihak ketiga itu sudah ada dalam tubuh PKS. “Biar menjadi introspeksi, mereka sudah ada di dalam,” kata dia.
Politikus PKS Abdul Kharis Almasyhari mengaku sudah mengetahui beredarnya dokumen itu. Namun dia tidak tahu siapa pembuatnya. Dia juga membantah isi dokumen tersebut. “Tidak pernah ada itu termonologi Osan-Osin, tidak ada,” kata dia.
Abdul Kharus juga menampik telah terjadi perpecahan dalam tubuh PKS. Namun, dia mengakui memang ada perbedaan pendapat mengenai capres yang akan diusung PKS. “Ya paling soal adanya sembilan calon presiden itu. selebihnya menurut saya tidak ada,” ujar Ketua Komisi Pertahanan DPR ini.
PKS telah menetapkan sembilan calon presiden atau wakil presiden yang akan mereka usung dalam Pilpres 2019. Kesembilan orang itu yakni, Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Anis Matta, Irwan Prayitno, Mohamad Sohibul Iman, Salim Segaf Al’Jufrie, Tifatul Sembiring, Al Muzammil Yusuf dan Mardani Ali Sera.
Sumber: Tempo