SUKABUMIUPDATE.com – Berbekal pengalamannya sebagai pengrajin bambu selama 30 tahun, Tata Bastaman (48) warga Kp. Bojongwarung RT. 02 RW. 01 Desa Bojong Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat kini mampu menjual produk kerajinan bambunya sampai ke Timur Tengah. Tata merupakan mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang telah mengalami pasang surut usaha di bidang kerajinan bambu sehingga memutuskan bekerja di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Sekembalinya dari Dubai tahun 2016, Tata memulai kembali usahanya di bidang kerajinan bambu, “Keberangkatan saya ke Timur Tengah selain bekerja juga saya manfaatkan untuk mencari pembeli kerajinan bambu.†kata Tata (54) kepada sukabumiupdate.com Jum’at (29/12/2017).
Selama di Dubai, Tata kenal dengan beberapa orang dari negara lain, salah satunya dari Negara Oman. “Setelah pulang ke Indonesia saya hubungi kenalan saya dari Oman untuk menawarkan produk kerajinan bambu buatan Sukabumi, awal nya diajak ikut pameran di Oman,†Ucap Tata.
Setelah mengikuti pameran di Oman pada bulan Oktober 2017, Tata yang kini dibantu oleh 5 pengrajin lainnya selaku karyawan mendapatkan pesanan 4 unit Gazebo. Pesanan tersebut sudah ia kirim dalam bentuk bahan baku beserta tenaga kerja yang sudah ahli, Gazebo dibuat langsung di Oman oleh para pengrajin binaan Tata. Saat ini Tata dan pengrajin lainnya sedang bersiap mengikuti pameran di Bahrain pada bulan Februari 2018. “Harapannya setelah mengikuti pameran, kami dapat order lagi.†ucap Tata dengan penuh harap.
Meskipun sudah bisa eksport, namun produk kerajinan bambu Tata dan rekan-rekannya masih sulit berkembang di pasar lokal khususnya Sukabumi, tetapi hal tersebut tidak menyurutkan semangat Tata dalam mengembangkan usaha, termasuk upayanya untuk memberdayakan masyarakat sekitar.
“Di daerah saya untuk perempuan banyak yang menjadi karyawan pabrik, penghasilannya rata-rata sudah mencapai 2-3 juta per bulan, tapi untuk laki-laki masih banyak yang kesulitan mencari pekerjaan, apalagi yang sudah menikah. Saya yakin kalau usaha kerajinan bambu ini digeluti serius oleh masyarakat akan menghasilkan pendapatan yang cukup†ujar Tata.
Sejalan dengan keinginan Tata, setelah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah, tahun ini Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sukabumi memfasilitasi penyelenggaraan pelatihan kerajinan bambu bagi 20 orang pemuda. Tenaga pelatihnya langsung oleh Tata.
“Harapan saya, peserta pelatihan nantinya bisa produksi untuk memenuhi permintaan pasar lokal, kalau untuk luar negeri kami masih mengandalkan pengrajin yang sudah ahli dan tersertifikasi. Pengalaman saya, tahun 1998 pernah melatih kegiatan yang diadakan oleh IPB dalam program pemanfaatan sumber daya hutan di 3 desa, alhamdulilah satu desa bisa produksi dan ekspor ke Belanda.â€
Selain gazebo, produk lainnya ada rumah bambu, hiasan interior dan bilik anyaman bermotif, semua bahan baku yang digunakan berasal dari lokal, namun karena publikasi dan pemasarannya masih kurang, permintaan dari pasar lokal masih sangat sedikit sehingga 20 orang pemuda yang sudah dilatih saat ini masih belum bisa berproduksi.
“Kami sangat membutuhkan bantuan publikasi dan pemasaran, agar permintaan terhadap hasil kerajinan kami dari pasar lokal meningkat, dengan demikian sumber daya yang sudah dilatih bisa bekerja, apalagi sekarang sudah ada kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, mudah-mudahan bantuan publikasi dan pemasaran, produk kerajinan bambu kami menjadi salah satu produk unggulan Kabupaten Sukabumi.†Pungkas Tata.