SUKABUMIUPDATE.com - Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, selama Ramadan bertambah ramai kedatangan tamu. Mereka tak hanya kalangan nahdliyin dari berbagai pelosok negeri, tapi juga warga asing yang inhin berinteraksi dengan para santri di sana.
Dalam Ramadan ini, sedikitnya 11 mahasiswa Miami Dade College bertandang ke pesantren untuk belajar nilai-nilai pluralisme dan toleransi di pondok warisan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari tersebut. Sebelumnya, seorang mahasiswa The King’s College, New York, Amerika Serikat, juga "nyantri" di sini.
Menurut salah satu pengurus Pondok Pesantren Tebuireng, Mohamad As’ad, kedatangan mereka difasilitasi International Office Universitas Airlangga Surabaya. Selama di pondok, selain berdialog dengan pengurus tentang pluralisme, mereka juga berziarah ke makam keluarga pondok pesantren.
Di pekuburan ini ada makam KH Hasyim Asy’ari beserta keturunannya mulai dari mantan Menteri Agama pertama RI KH Abdul Wahid Hasyim dan mantan Presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Mereka mendapatkan penjelasan dari para santri tentang tokoh-tokoh NU tersebut dan aktivitas ziarah setiap harinya. Para mahasiswa dijelaskan tentang kebiasaan peziarah yang bersedekah dengan uang yang dimasukkan dalam kotak amal yang terdapat di jalan masuk ke makam.
“Kotak amal dikelola Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng untuk pelayanan sosial, kesehatan, dan ekonomi bagi warga tidak mampu di sekitar pesantren Tebuireng,†kata Mohamad As’ad.
Mendengar penjelasan tersebut, dosen senior yang mendampingi para mahasiswa Miami Dade College, Michael Lenaghan, spontan membuka dompetnya dan menanyakan lokasi kotak amal. Profesor yang mengaku pernah tiga kali bertemu Gus Dur ini pun bergegas menuju kotak amal dan memasukkan selembar uang dolar Amerika.
Melihat dosen mereka bersedekah, dua mahasiswa, Joshua Elias dan Enrique Sepulvedas, ikut memasukkan uang ke dalam kotak amal. Selain bersedekah secara pribadi, para mahasiswa Miami Dade College juga mengumpulkan sumbangan yang diberikan melalui Lembaga Sosial itu.
Â
Sumber: Tempo