SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian mengatakan hasil tes DNA memastikan Ahmad Sukri dan Ichwan Nurul Salam sebagai dua pelaku yang tewas dalam teror bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur. "Mereka sudah dicari sejak penggerebekan di rumah apung Waduk Jatiluhur," kata dia, Jumat malam (26/5).
Kepolisian RI memburu jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang diduga terlibat dalam ledakan bom panci di dekat toilet di Terminal Kampung Melayu, Rabu 24 Mei 2017. Jumat, (26/5), Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap Jajang Iqin Sodikin, Waris Suyitno, dan Asep alias Abu Dafa.
"Mereka tergabung dalam JAD Bandung, seperti Ichwan Nurul Salam dan Ahmad Sukri," kata Tito Karnavian di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat malam (26/5).
Sejak awal, Densus mencurigai pelaku pengeboman adalah Ichwan dan Sukri, yang terafiliasi dengan kelompok JAD. Sukri tercatat pernah menemui Aman Abdurrahman, terpidana terorisme pelatihan militer Aceh yang juga pemimpin JAD, di Nusakambangan, Jawa Tengah, pada November 2014.
Adapun Ichwan ditengarai mengenal dekat Agus Sujatno, peracik bom panci yang meledak di Taman Pandawa, Kecamatan Cicendo, Bandung, Februari 2017 lalu.
Agus dicokok Densus di rumahnya, Kecamatan Batununggal, Bandung, pertengahan Maret lalu. Saat itu polisi juga menangkap Soleh Abdurrahman, yang diduga sebagai penyandang dana. Jajang, yang ditangkap di Pasar Baru, Bandung, ternyata adik ipar Soleh.
AJ, ibu Jajang, terkejut oleh penangkapan anaknya diduga terkait ke teror bom di Kampung Melayu, Jakarta. Menurut dia, Jajang memang kerap kulakan kain di Pasar Baru untuk bisnis konveksi. "Seminggu dua kali," ujarnya di rumah Jajang, Desa Bongkok, Bandung Barat, Jumat 26 Mei 2017. Adapun Waris dikenal oleh tetangganya di Jalan Rancasawo, Kota Bandung, sebagai tukang ojek online. "Dia pendatang dari Kebumen," kata Analizar Abdullah, ketua rukun tetangga setempat.Â
Â
Sumber: Tempo